JAKARTA I GlobalEnergi.co – Pertamina Geothermal Energy (PGE) memperkirakan kebutuhan dana untuk meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 3,3 gigawatt (GW) mencapai sekitar 20 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 299,78 triliun (kurs Rp14.989) hingga 2030 mendatang.
Presiden Direktur Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto mengatakan, PGEn tengah mengundang sejumlah pendanaan dari mitra bisnis atau investor untuk ikut berinvestasi di dalam proyek bauran energi yang relatif prospektif menyusul komitmen transisi energi saat ini.
“Dengan peningkatan kapasitas terpasang PLTP itu, kita berbicara untuk investasi baru yang masuk mencapai sekitar US$20 miliar untuk percepatan transisi energi,” kata Yuniarto saat diskusi “Sustainable Finance for Climate Transition Roundtable” di Bali, Kamis (14/7/2022).
Yuniarto menjelaskan, perseroan berinisiatif untuk memasang kapasitas listrik tambahan mencapai sekitar 600 MW untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Rencanannya, kapasitas tambahan itu membutuhkan suntikan modal mencapai 2,2 miliar dollar AS atau setara dengan Rp32,97 triliun.
“Kami juga berkomitmen untuk memasang kapasitas tambahan sekitar 600 MW yang akan dipasang selama lima tahun mendatang yang tengah diperhitungkan dalam risiko finansial perseroan pengembangannya,” kata dia.
PT Pertamina sendiri mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar 14 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 209,84 triliun, kurs Rp14.989, untuk pengembangan lini bisnis gas dan energi baru dan terbarukan (EBT) selama 2022 hingga 2026 mendatang.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan alokasi itu mengambil bagian mencapai 14 persen dari keseluruhan rencana Capex perusahaan energi pelat merah itu untuk jangka lima tahun ke depan.
“Ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata belanja yang akan dilakukan Pertamina, jadi ini target yang ambisius untuk meningkatkan bauran energi di lini produksi kami sampai 17 persen pada 2030 nanti,” kata Nicke saat forum diskusi Sustainable Finance for Climate Transition Roundtable di Bali, Kamis (14/7/2022).
Dia mengatakan komposisi dari minyak pada sisi hulu bisnis Pertamina perlahan akan dikurangi dengan bauran energi yang bakal ditekan hingga 20 persen dari keseluruhan kegiatan bisnis perseroan pada 2050 mendatang.
“Kami sadar bahwa komposisi dari minyak dalam bauran energi akan dikurangi, sekarang berada di sekitaran 32 persen,” tuturnya.agk,jef