Mencermati Target Sektor Hulu, Hilir Ikut Membantu (Edisi 110-Januari 2021)

oleh -1,170 views


Oleh : Dr Ibrahim Hasyim

SEPERTI kita ketahui, sepanjang 2020 merupakan tahun yang sangat memberatkan bagi industri minyak dan gas bumi (Migas). Baik di tingkat global maupun di dalam negeri. Tak hanya karena anjloknya harga minyak, namun runtuhnya permintaan minyak dan gas dunia akibat pandemi Covid-19 turut berkontribusi dalam lemahnya investasi pada tahun 2020. Di tengah situasi seperti ini, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) justru optimistis menetapkan target-target migas pada 2021 yang cenderung menaik.

SKK Migas dalam 2021 menetapkan realisasi lifting di atas 705.000 barel minyak per hari (BOPD) untuk minyak, dan 5.638 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas. Kebijakan ini sejalan dengan hasil Work, Program & Budget (WP&B) 2021 yang ditetapkan lembaga tersebut. Rencana agresif ini di-klaim untuk mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas 12 milyar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.

Pertanyaan-pertanyaan timbul, yakni darimana saja lifting itu dicapai? Ada beberapa strategi yang selama ini sudah disampaikan. Pertama, soal mempertahankan produksi yang ada. Strategi ini telah memberikan hasil, seperti memperpendek masa shutdown dilapangan besar, meningkatkan produksi di luar negeri dan memperbesar konsumsi gas di dalam negeri. Ini strategi baru, karena telah mengajak hilir, ikut berkontribusi.

Kedua, meng ekselerasi pengeboran di blok Rokan, supaya tidak terjadi penurunan produksi pada saat penyerahan kepada Pertamina nantinya, menghindari terulangnya pengalaman pahit sebelumnya di blok Mahakam. SkkMigas juga akan mengawal ketat kegiatan optimasi di Pertamina agar berjalan sesuai target dan juga mendorong produsen lainnya untuk bekerja maksimal dalam melaksanakan program program yang sudah disepakati. Yang menarik adalah sekalipun dalam suasana pandemic, tetapi Produsen berupaya tetap bekerja untuk mempertahankan produksi.

Karena itu, capaian produksi minyak sepanjang 2020 yang menurut SKK-Migas, lifting minyak mencapai 706 ribu barel minyak per hari bph atau 100,2 persen melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) yang ditetapkan sebesar 705 ribu bph. Sedangkan lifting gas sebesar 5.461 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), sedikit dibawah target APBN-P sebesar 5.556 MMSCFD atau tercapai 98,3 persen.

Melihat data-data di atas, target yang ditetapkan SKK Migas sepanjang 2021 bila kita simak dalam-dalam, target itu sudah memberi arah dan sekaligus meletakkan fondasi menuju produksi migas satu juta barel di tahun 2030 nanti. Pencapaian tahun 2020 dan target 2021, tentu saja harus diikuti secara taat azas oleh pemerintah. Untuk secara terus menerus menyamankan iklim investasi dengan skema bisnis yang lebih luwes, meneruskan pemberian insentif dan kemudahan-kemudahan serta meningkatkan kepastian hukum. Beri juga tanda keseriusan kepada semua, dengan membahas dan me revisi Undang Undang Migas no.22 tahun 2001 supaya ada kepastian jangka panjang bagi produsen, sebagai pihak yang terlibat langsung dalam produksi migas didalam negeri. Bangunlah komunikasi, dengarkan keinginan mereka.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.