SURABAYA I GlobalEnergi.co – Pertamina Patra Niaga mencatat realisasi penjualan Pertamax Green 95 atau bahan bakar minyak (BBM) dicampur bioethanol 5% (E5) sebanyak lebih dari 800 Kiloliter (KL) sepanjang 2023. Dari jumlah tersebut sebanyak 420 KL disumbang penjualan di wilayah Jatim.
“Penjualan Pertamax Green 95 selama 2023 di Jatim mencapai 420 KL,” kata Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi dihubungi Global Energi, Jumat (2/2/2024).
Terkait rencana penambahan SPBU yang menjual pertamax green 95, kata Ahad, perusahaan sudah merencanakan termasuk target penjualan tahun ini. “ Semua ada dalam ada dalam strategi operasional perusahaan tapi sifatnya masih internal,” katanya.
Sementara Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting memproyeksi, konsumsi Pertamax Green 95 akan lebih tinggi di tahun ini.
“Kami memproyeksikan konsumsi Pertamax Green 95 di tahun 2024 akan meningkat dibarengi penambahan SPBU yang menjual Pertamax Green 95,” ujarnya.
Di tahun ini, Pertamina Patra Niaga akan menambah jumlah SPBU yang akan melayani penyaluran Pertamax Green 95. Namun hal ini belum bisa dibeberkan secara terperinci karena masih dalam proses peninjauan.
Ke depannya, semakin besarnya volume penjualan Pertamax Green 95 dan peningkatan campuran bioethanol dalam BBM, Pertamina Patra Niaga juga terus bersinergi dengan PTPN Group sebagai penyedia bahan baku bioethanol.
“Dengan volume produksi PTPN saat ini, jumlah molases tebu yang di produksi PTPN masih sangat mencukupi untuk penjualan produk Pertamax Green 95,” ujarnya.
Melansir laman resmi My Pertamina, proyeksi penjualan Pertamax Green 95 diperkirakan untuk Pulau Jawa sekitar 96.000 KL setahun dan kebutuhan ethanolnya sekitar 4,8 ribu sampai 5 ribu KL pertahun.
Saat ini mitra strategis penyedia dan pemasok ethanol yakni PT Enero yang merupakan anak usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang memilik kapasitas produksi ethanol sekitar 30.000 KL pertahun. Artinya segi pasokan bahan baku di Pulau Jawa dapat terpenuhi.agk