PLN NP Gandeng KHNP Korsel Kaji Kelayakan Nuklir

oleh -102 views


DUBAI I GlobalEnergi.co – PLN Nusantara Power (PLN NP) akan berkolaborasi dengan Korean Hydro & Nuclear Power (KHNP) Co. Ltd. Kolaborasi ini dilakukan dalam menjajaki prakajian kelayakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dengan teknologi small modular reactor.

Kolaborasi ini pun ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah dan President & CEO of KHNP Jooho Hwang dalam Conference of the Parties ke-28 (COP28), di Dubai, Uni Emirat Arab, Jumat (1/12/2023).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan. energi masa depan akan lebih bersih dan ramah lingkungan. PLN siap mengkaji energi alternatif yakni nuklir sebagai salah satu sumber listrik bersih di Indonesia.

“Di tengah pesatnya pertumbuhan energi bersih di Indonesia, energi nuklir menjadi salah satu hal yang perlu untuk dikaji. Apalagi, nuklir berpotensi menjadi salah satu backbone kelistrikan di masa depan,” kata Darmawan dalam keterangan tertulis, Minggu (3/12/2023).

Sementara itu, Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah optimistis kolaborasi dalam pengkajian energi alternatif ini akan berdampak positif bagi proses transisi energi di tanah air. Dalam upaya menyukseskan transisi energi tersebut, Ruly berharap dapat membangun kemitraan strategis secara jangka panjang dengan KHNP dan berbagai pihak.

“Perkembangan tenaga nuklir saat ini sangatlah menonjol, bersifat lebih aman, lebih kecil dan bersifat modular sehingga mempunyai peran penting dalam lanskap pembangkitan listrik kita,” ujarnya.

“Pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mendukung transisi energi Indonesia. Kami akan melakukan studi kelayakan terkait pembangkit listrik nuklir di Indonesia mengadaptasi teknologi reaktor modular kecil yang sudah dilakukan oleh Korsel,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, President & CEO KHNP Joo Hwang mengapresiasi kerja sama antara kedua belah pihak dan mendukung target Indonesia dalam menuju Net Zero Emissions.

“Saya berharap MoU ini dapat menjalin hubungan kolaboratif yang mencakup pengenalan small modular reactor, penelitian dan pertukaran teknologi di bidang energi nuklir. Selain itu, kemitraan ini akan berkontribusi dalam mencapai tujuan Net Zero Emissions di Indonesia,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan KHNP adalah operator pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar ketiga di dunia yang secara aman dan andal dengan pengalaman lebih dari 50 tahun dalam membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir dan bahkan mengekspornya hingga ke UEA.

Sebagai informasi, KHNP merupakan satu-satunya perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir di Korea Selatan dan memiliki kompetensi serta keahlian yang komprehensif mengenai operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga nuklir, termasuk pelatihan dan kualifikasi operator, penanganan bahan bakar dan material nuklir, serta perizinan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Susun Enam Inisiatif
PLN Nusantara Power memang tengah menyusun enam inisiatif atau lighthouse initiative to achieve Net Zero Emission untuk membantu pemerintah mencapai target tersebut pada 2060. Salah satu inisiatifnya yaitu pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang dinilai mampu menurunkan emisi karbon sebesar 10% pada 2050.

“Enam inisiatif ini menunjukkan PLN Nusantara Power telah terdepan menerapkan transisi energi dan menerapkan peta jalan dalam bentuk pelaksanaan arahan pemerintah Indonesia dan holding PLN,” kata Ruly Firmansyah dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, Senin (27/11/2023).

Dalam inisiasi tersebut, PLN Nusantara Power menuliskan energi baru khususnya tenaga nuklir, juga dapat menyumbang penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).

“Memang masih panjang perjalanan roadmapnya. Namun kami optimistis, saat sudah layak skala komersial dan keamanannya PLTN akan mampu menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 10%,” ujarnya.

Ruly mengatakan pada 2030 mendatang kebutuhan akan energi nuklir sulit untuk dihindari. Dia menyebut opsi yang paling cepat menggantikan keberadaan PLTU batu bara adalah nuklir.

“Kecuali nanti bisa berkolaborasi dengan baterai storage, karena nuklir itu sebagai base loader yang saat ini dipikul PLTU batu bara,” ujarnya.

Kendati demikian, Ruly menegaskan akan mendukung apapun keputusan pemerintah.

“Karena kami sebagai pelaksana, kami akan menindaklanjuti keputusan dari entah itu RUEN atau RUKN,” kata dia.

Selain nuklir, terdapat lima inisiatif lain yang dipatok PLN Nusantara Power untuk mencapai target NZE di bawah 270 juta ton CO2 di 2050, melalui:
1.Akselerasi NZE, dapat menurunkan emisi GRK mencapai 45%. Programnya yakni akselerasi pembangkit tenaga air, surya, dan panas bumi, PLTS terapung skala besar, EBT base loader melalui baterai energy storage system;

2.Biomassa, cofiring dan full firing, memegang peranan penurunan 18% GRK. Program yang sedang PLN akselerasi adalah cofiring biomassa PLTU, uji coba high cofiring ratio PLTU, hingga full firing 100%;

3.Clean gas melalui hidrogen dan amonia. diproyeksikan mampu menurunkan GRK sebesar 15% dengan program akselerasi di antaranya: green hydro plant di PLTU muara karang, amonia cofiring, dan CNG midstream infrastruktur untuk mengirimkan gas ke pulau terdekat;

4.De-dieselisasi dan konversi gas yang kurang lebih akan mampu mengurangi 4% GRK. Diantaranya melalui integrasi PLTS, PLTB, PLTD dan base, riset PLTD hybrid berbahan gas dan biomasa, riset smart generation dan virtual power plant;

5.Energi baru khususnya PLTN akan mampu menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 10%;

6.Carbon capture utilization storage (CCUS) dan carbon recycle. Melalui teknologi post dan pre combustion capture serta teknologi chemical looping combustion.agk,jef

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.