SURABAYA I GlobalEnergi.co – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan purwarupa struktur pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) apung laut pertama di Indonesia di wilayah galangan kapal Orela di Gresik. Pengembangan ini dilakukan karena PLTS apung di Indonesia masih terbatas pada skala danau atau waduk.
Rektor ITS, Profesor Mochamad Ashari mengatakan, luas daerah danau atau waduk di Indonesia terbatas. Hal itu membuat area jangkauan pemanfaatan PLTS menjadi kurang optimal.
“Karena itu, untuk memaksimalkan potensi serta dampak dari PLTS apung ini, luas aplikasinya kita perluas menjadi di laut,” kata Ashar dikutip dari situs resmi ITS, Rabu (20/3/2024).
Menurut Ashari, pengembangan PLTS apung laut memiliki hambatan yang cukup berat dalam realisasinya. Salah satu permasalahan utama yang mengganggu upaya ini, yakni besarnya gelombang laut. Hal ini karena gelombang laut dapat menimbulkan kerusakan pada panel surya. Untuk itu, Solar2Wave hadir sebagai jawaban atas permasalahan tersebut.
Sementara Ketua Tim Peneliti Solar2Wave Indonesia Profesor I Ketut Aria Pria Utama mengatakan, proyek tersebut merupakan pengembangan PLTS apung yang dilengkapi dengan sistem terpadu untuk mengatasi masalah gelombang. Kawasan panel surya pada Solar2Wave dilengkapi dengan floater atau pengapung dan dikelilingi oleh break water atau pemecah air yang mampu meminimalisasi hantaman gelombang yang keras pada panel surya apung.
I Ketut Aria menuturkan, purwarupa yang dikembangkan tersebut terdiri dari enam buah panel surya berjenis monocrystalline dan polycrystalline dengan kapasitas total 600 watt. Solar2Wave juga dilengkapi sistem penyimpanan energi dalam wujud baterai berkapasitas 12 volt dengan tegangan 65 Ah.
“Kubus apung yang digunakan juga telah tersertifikasi dan tahan terhadap sinar ultraviolet, anti korosi dari air laut, bahan kimia, serta minyak,” ujarnya.
Setelah berhasil mengembangkan purwarupa di wilayah galangan kapal Orela di Gresik, pilot project riset Solar2Wave ini selanjutnya akan dikembangkan di wilayah Gili Ketapang, Probolinggo, Jawa Timur.
Menurut Ikap panggilan karib I Ketut Aria, pemilihan daerah ini didasarkan pada berbagai faktor. Melingkupi, jumlah penduduk yang membutuhkan bantuan listrik, kondisi sosial penduduk, hingga aksesibilitas menuju wilayah pemasangan Solar2Wave ini sendiri.
Ikap menyampaikan, pembangunan pilot project ini akan berkapasitas sebesar 25 kiloWatt. Daya listrik yang cukup tinggi ini diharapkan mampu untuk mereduksi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar diesel. “Penggunaan Solar2Wave ini diproyeksikan mampu untuk menunjang kebutuhan listrik harian rakyat serta pabrik es batu yang menjadi salah satu kebutuhan penting bagi para nelayan di wilayah Gili Ketapang,” terang lelaki asal Bali ini.
Di lain sisi, terkait tantangan, Ikap mengungkapkan riset tahap awal yang dimulai sejak Maret 2023 hingga Februari 2024 lalu ini menemui beberapa kendala dalam pengembangannya. Di antaranya adalah kondisi gelombang laut yang di luar kontrol, kondisi cuaca, perawatan yang cukup sulit hingga biaya operasional di luar prediksi. Meski demikian, Ikap mengaku timnya terus berupaya untuk menyempurnakan riset ini agar mendapatkan keluaran energi paling optimum.
Sebagai tambahan, Ikap mengatakan bahwa pada tahap awal ini, riset Solar2Wave menerima pendanaan sebesar 300 ribu Poundsterling dari Innovate UK. Ke depannya, untuk riset lanjutan yang akan dimulai pada April 2024 mendatang, proyek ini akan mendapatkan pendanaan sebesar 500 ribu Poundsterling. “Ke depannya, mitra dalam riset juga akan bertambah khususnya dari pihak pemerintah,” ungkap Guru Besar Teknik Perkapalan ITS ini.agk
Sementara itu, Rektor Unpatti Prof Dr Fredy Leiwakabessy MPd mengatakan bahwa realisasi proyek ini merupakan bentuk nyata pemanfaatan potensi laut Indonesia yang tak terbatas dalam upaya pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat. Freddy berharap ke depannya proyek ini mampu menjadi wujud akselerasi kesejahteraan masyarakat, khususnya di Maluku.
Terakhir, Fredy optimistis melalui realisasi Solar2Wave yang lebih luas nantinya akan mampu meningkatkan aksesibilitas masyarakat di berbagai sektor untuk menjamin pemenuhan kebutuhan yang optimal.
“Mulai dari transportasi, logistik, hingga pendidikan untuk mewujudkan generasi Indonesia Emas selanjutnya,” pungkasnya.agk