Mengejar Pencapaian Target EBT

oleh -41 views
oleh


Beberapa waktu lalu memberikan kabar positif bagai perkabangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di tanah air. Apa itu? PLN (Persero) berencana memperbesar porsi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dalam rencana penyediaan tenaga listrik sampai dengan 2040.

Dengan menambah porsi listrik produksi pembangkit listrik EBT sebesar 60 GW itu, 75% produksi akan dihasilkan dari pembangkit EBT, Sementara 25% berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar gas.Saat ini, PLN tengah menggodok perubahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Adapun perubahan RUPTL yang baru ini diperkirakan sampai dengan tahun 2040.

Langkap positif PT PLN ini memang sudah sepatutnya kita dukung, karena selain untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM), khususnya solar. Juga demikian dengan batubara, sehingga dapat memberikan udara bersih di lingkungan kita. Keduanya menjadi isu penting. Tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga tingkat nasional, dimana pengurangan gas karbon menjadi salah satu perhatian utama.

Seperti diketahui, produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional saat ini berkisar di level 1,8-1,9 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Sementara impor minyak RI telah mencapai lebih dari 1 juta BOEPD. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat, karena konsumsi meningkat pula. Apabila tidak melakukan kegiatan apa-apa, maka Indonesia akan semakin terbebani impor minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri

Juga demikian dengan batubara yang didalam negeri tak sedikit dikonsumsi oleh PLTU. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan target konsumsi dalam negeri atas batu bara naik hingga 7%. Hal ini juga diikuti oleh target produksi batu bara yang turut melejit di tahun 2023 ini mencapai 694,5 juta ton.Sementara target pemenuhan kebutuhan batu bara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) di tahun 2023 lebih tinggi hingga 7% dari tahun lalu.

Lalu bagaimana dengan perkembangan EBT itu sendiri didalam negeri? Seperti kita ketahui saat ini sebagian besar produksi energi listrik di dunia menggunakan batubara dan sumber daya alam yang merupakan karbon. Fenomena ini dianggap menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global.

Penggunaan EBT diangap menjadi solusi dalam mencegah efek terburuk dari kenaikan suhu. Pemerintah sendiri optimistis target pencapaian bauran energi nasional dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 dapat tercapai.

Hal ini sudah menjadi komitmen bangsa, sudah menjadi amanah regulasi dan target nasional. Pemerintah optimis kita berupaya untuk mencapainya sebaik mungkin, Pemerintah sudah terus melakukan upaya-upaya dalam mencapai penggunaan energi hijau yang lebih bersih.

Di antaranya adalah dengan menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) di mana didalamnya terdapat program-program energi hijau yang mengarah terhadap tercapainya bauran energi EBT 23% pada tahun 2025.

Sebagai gambaran RUPTL yang ada saat ini berlaku itu komposisi EBT nya baru 30%, sementara yang sedang kita susun itu melompat menjadi 46%. Daam RUPTL tersebut ada beberapa program EBT yang kita yakini dalam 4 tahun ke depan bisa dicapai, itulah yang kita jadikan komitmen ke depannya.

Pemerintah optimis mencapai target bauran energi tersebut. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi perubahan iklim salah satunya adalah melakukan mitigasi penurunan gas rumah kaca. Langkah-langkah transformasi menuju energi bersih yang telah dicanangkan oleh pemerintah merupakan salah satu peta jalan untuk mencapai penurunan target emisi Indonesia.

Indonesia memiliki semua sumber energi baru terbarukan, salah satunya berupa panas bumi. Sebagai salah satu negara dengan jumlah gunung api terbanyak, membuat potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia menjadi yang terbesar di dunia. Kemudian Indonesia juga memiliki sumber energi air, biomassa, angin, hingga matahari. Ia menyebutkan semua sumber energi tersebut masih banyak yang belum didayagunakan dengan maksimal.

Beertolak pada kenyataan inilah, kita harus mewujudkannya (pencapaian target bauran energi) sekuat mungkin, dan tentu saja membutuhkan kolaborasi dari semua pihak. *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.