Freeport Ekspor Konsentrat Tembaga 2,3 Juta Ton, Amman Targetkan 1,1 Juta Ton

oleh -184 views

JAKARTA I GlobalEnergi.co – PT Freeport Indonesia (PTFI) mendapatkan rekomendasi perpanjangan ekspor konsentrat tembaga dengan kuota mencapai 2,3 juta ton hingga Juni 2023. Sementara PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) menargetkan produksi konsentrat tembaga mencapai 1,1 juta wet metric ton (wmt) dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2023.

Kuota ekspor konsentrat tembaga Freeport itu relatif lebih tinggi dari alokasi yang sempat diberikan pemerintah sepanjang 2022 di level 2 juta ton.

“Kami telah mendapatkan rekomendasi ekspor dari Kementerian ESDM untuk jumlah [ekspor] sesuai dengan RKAB, yaitu 2,3 juta ton. Namun, dengan jangka waktu sampai dengan Juni 2023,” kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas saat rapat dengar pendapat (RDP) Umum dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (27/3/2023).

Adapun, perpanjangan ekspor itu disetujui setelah tim verifikator independen memeriksa kemajuan pembangunan smelter konsentrat tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur yang menunjukkan realisasi 100 persen untuk periode Agustus 2022 hingga Januari 2023.

Seperti diketahui, hasil verifikasi itu diselesaikan pada pekan ketiga Maret 2023 untuk diserahkan ke otoritas perdagangan sebagai pertimbangan perpanjangan izin ekspor tahun ini.

“Kemajuannya sampai akhir Januari ini 54,5 persen dan itu adalah lebih dari 100 persen dari rencana karena rencananya adalah 52,9 persen,” katanya.

Adapun, smelter konsentrat tembaga kedua milik PTFI itu sudah menyerap investasi sebesar 1,63 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 24,25 triliun (asumsi kurs Rp14.883 per dollar AS).

Di sisi lain, PTFI memproyeksikan total biaya smelter baru dan ekspansi smelter di kawasan ekonomi khusus itu dapat mencapai 3 miliar dollar ASatau sekitar Rp 44,64 triliun.

PTFI menargetkan konstruksi smelter itu rampung pada Desember 2023. Sementara itu, PTFI diketahui menetapkan hitung-hitungan RKAB tahun ini tidak jauh berbeda dengan posisi tahun lalu. Saat itu, penjualan tembaga dan emas berhasil menembus di angka masing-masing 1,58 miliar pound dan 1,8 juta ounce. Torehan itu lebih tinggi dari pencapaian sepanjang 2021 yang berada di level 1,13 miliar pound untuk penjualan tembaga dan 1,34 juta ounce untuk emas.

Berdasarkan data konsolidasi aset PTFI, produksi tambang untuk tembaga mencapai 1,56 miliar pound sepanjang 2022. Angka itu lebih tinggi dari pencapaian 2021 di posisi 1,33 miliar pound. Sementara itu, produksi emas berada di kisaran 1,79 juta ounce pada 2022. Adapun, produksi untuk tahun sebelumnya berada di level 1,37 juta ounce.

Sementara Vice President Corporate Communications AMNT Kartika Octaviana mengatakan, rencana produksi itu telah mendapat persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Rencana produksi tahun ini naik 10,97 persen dibandingkan posisi tahun lalu yang ditetapkan sebesar 994.209 wmt.

Adapun, persetujuan peningkatan produksi itu diteken pemerintah seiring dengan keputusan larangan ekspor mineral logam pada Juni 2023 mendatang.

“Produksi konsentrat 2023 disetujui adalah 1.103.355 wmt, terdapat peningkatan produksi yang memang sesuai dengan jadwal tambang,” kata Kartika saat dihubungi, Senin (27/3/2023).

Sementara itu, kemajuan pembangunan smelter milik AMNT hingga Januari 2023 sudah mencapai 51,63 persen. Proyek itu sudah menyerap biaya lebih dari 507,53 juta dollar AS dari total investasi yang direncanakan 982,99 juta dollar AS.

Presiden Direktur AMNT Rachmat Makkasau mengatakan, perkembangan pengerjaan smelter itu membuktikan komitmen perusahaan untuk menyelesaikan salah satu proyek strategis nasional (PSN) di sektor pertambangan mineral saat ini. Perhitungan tersebut sesuai dengan realisasi serapan anggaran untuk konstruksi smelter, yang meliputi pembangunan fisik dan juga pembelian peralatan dan mesin untuk operasional.

“Perusahaan terus bekerja dengan mitra bisnis kami untuk menyelesaikan proyek smelter sesegera mungkin. Peralatan fabrikasi sudah mulai tiba di awal bulan Maret ini dan pemasangan peralatan mulai dilakukan,” kata Rachmat.

Ia memperkirakan, commissioning smelter akan dilakukan pada Juli 2024 dan beroperasi dengan kapasitas 60 persen pada Desember 2024. Komunikasi secara intensif dengan pemerintah guna mencari solusi terbaik untuk menghadapi berbagai tantangan selama 3 tahun terakhir juga terus dilakukan perusahaan. agk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.