PLN NP Serius Manfaatkan Hidrogen Hijau di sektor Ketenagalistrikan

oleh -57 views

SURABAYA I GlobalEnergi.co – Tak mau ketinggalan dengan langkah Pertamina, PLN Nusantara Power (PLN NP) juga mulai serius memanfaatkan hidrogen hijau untuk kepentingan di unit pembangkitan.

Direktur Operasi Pembangkit Gas PLN Nusantara Power, Yossy Noval mengatakan, PLN NP ingin berperan sebagai perusahaan pembangkit dalam memanfaatkan hidrogen dan menciptakan net zero emission serta mewujudkan bauran energi nasional.

“Keunggulan pemanfaatan hidrogen di sektor ketenagalistrikan menjadi opsi untuk Energy Storage System, selain baterai yg memiki cycle operasional lebih baik, “ kata Yossy dalam METI Hydrogen Roundtable Talk di Jakarta, Jumat (10/3/2023).

Acara ini juga dihadiri Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana serta berbagai instansi yang memiliki perhatian terhadap perkembangan dunia EBT.

Yossy mengatakan, green hydrogen yang berasal dari Energi surya maupun angin dapat dikombinasikan dengan teknologi Fuel Cell untuk menjadikannya Green Electricity yang cocok untuk model EBT kepulauan, sehingga listrik yg dihasilkan menjadi hijau dan stabil (renewstable).

Di sektor industri proses kimia, lanjut dia, hidrogen juga berfungsi sebagai bahan baku. Industri pupuk, indsurtri petrokimia, dan industri baja merupakan pengguna hidrogen sebagai bahan bakunya. Kebutuhan akan hidrogen terus bertambah dalam sektor industri, dan hidrogen telah menjadi bagian integral dari industri energi sejak pertengahan abad ke-20, saat penggunaannya menjadi hal yang biasa dalam penyulingan minyak.

Bagi Indonesia, hidrogen dapat merupakan instrumen energi yang penting dalam memenuhi ambisi Indonesia untuk mencapai tujuan iklim. Oleh karenanya sangat penting artinya untuk mengenal proses produksi hidrogen hijau yaitu produksi hidrogen yang tidak menghasilkan emisi.

“Hidrogen hijau sangat berperan dalam turut menurunkan emsisi CO2 di sektor industri Indonesia, seperti dalam pembuatan besi dan baja, aluminium dan bahan kimia, serta transportasi internasional,” katanya.

Sementara Dadan mengatakan, pemerintah memang terus mendorong terbentuknya sektor industri produsen green hidrogen, maupun memperluas konversi pemanfaatan green hydrogen sebagai alternatif dari hydrogen konvensional.

“Hidrogen diharapkan sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global. Hidrogen diharapkan sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global, “ kata Dadan.

Gandeng Jepang
Sebelumnya, PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) dan Tokyo Electric Power Company Holdings, Incorporated (TEPCO HD) menandatangani nota kesepahaman tentang pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau pada Jumat (3/3/2023) lalau. Nota kesepahaman ini mencakup pelaksanaan survey verifikasi, seleksi bersama atas area produksi hidrogen, identifikasi segmen pasar, hingga pengembangan pasar.

Melalui kesepakatan studi bersama ini, keduanya akan mengembangkan hidrogen hijau dan amonia dengan biaya yang efisien. Dalam tahapan komersialisasinya, prioritas target yang disasar oleh keduanya adalah pasar domestik Indonesia, dan dalam jangka menengah hingga panjang akan meluas ke pasar ekspor ke Jepang.

Penandatanganan dilakukan oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro dan Executive Vice President & Chief Innovation Officer (CIO) TEPCO HD, Chikara Kojima. Nota kesepahaman ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan joint study agreement (JSA) antara keduanya pada 18 Oktober 2022 di Bali.

“Hidrogen bersih adalah salah satu bisnis masa depan Pertamina. Kami saat ini juga tengah mengembangkan pilot project hidrogen hijau di area panas bumi Ulubelu dengan target produksi 100 kg per hari,” kata Dannif dalam siaran pers.

Studi bersama yang dilakukan kedua entitas tersebut mendapatkan dukungan dari NEDO, lembaga riset dan pengembangan nasional Jepang yang mendorong pengembangan teknologi dalam rangka membangun kehidupan masyarakat yang berkelanjutan.

Dannif mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia, di mana potensi ini selain dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pembangkitan listrik juga dapat dimanfaatkan untuk produksi hidrogen hijau serta amonia hijau.

“Kami percaya kolaborasi ini akan menciptakan nilai yang tinggi, terutama dalam upaya transisi energi serta dekarbonisasi,” ujar Dannif. agk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.