Tokoh Gareng Jadi Simbol Kebangkitan Wisata Keramik Balong

oleh -206 views

BLORA I GlobalEnergi.co – Pandemi covid 19 hampir 2 tahun berlangsung, melumpuhkan industri pariwisata tanah air. Tidak terkecuali Wisata Edukasi Keramik Balong, Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Jawa Tengah.

Selama diberlakukannya larangan berwisata, praktis para pelaku industri keramik dan pelaku wisata, ambruk. Lantaran tidak ada pengunjung sama sekali. Terlebih, wisata binaan Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) ini. Pangsa pasarnya adalah anak sekolah.

“Ambruk. Karena ada covid19. Nyawa masih melekat, itu saja sudah Alhamdulillah,” kata Perajin Keramik sekaligus pelaku wisata Edukasi Keramik Balong, Widodo, kepada wartawan, Kamis (4/11/2021).

Larangan tatap muka bagi anak sekolah, kata dia, berimbas pula pada usaha yang digeluti sebagian masyarakat Desa Balong. Sebab, kata pria yang juga menjabat kepala dusun ini, tidak ada kunjungan dari sekolah.

“Karena memang sasaran kami adalah anak sekolah. Selama masa covid, sama sekali tidak ada kegiatan wisata,” ungkapnya.

Pun demikian dengan industri keramik. Tidak ada pesanan dari luar. Jualan keluar pun, menurut pria ramah ini, juga tidak bisa. Solusinya, kembali ikut bekerja pada industri pembuatan Bata dan Genting.

“Sedikit-sedikit ada pemasukan. Kalau itu kan (Bata dan Genting) sudah ada pasarnya,” tandasnya.

Perasaan berbeda dengan situasi saat ini. Ada sekit harapan. Wisata perlahan mulai dibuka. Dengan adanya kunjungan dari relawan EMCL pada hari itu, dia berharap bisa membawa angin segar bagi Wisata Edukasi Keramik Balong. “Baru kali ini ada kegiatan lagi. Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik,” ungkap Widodo.

Sebagaimana diketahui, puluhan karyawan EMCL tergabung dalam Program Sukarelawan Exxon Mobil Cepu Limited Tahun 2021. Melaksankan kegiatan di lokasi Wisata Edukasi Keramik Balong, Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Jawa Tengah.

Harapan kembali bangkitnya Wisata Edukasi Keramik Balong itu, ditandai dengan simbol topeng keramik berkarakter tokoh Gareng. Salah satu tokoh punokawan dalam cerita pewayangan. Topeng keramik itu, diserahkan oleh perwakila EMCL , Beta Wicaksono kepada Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Slamet Pamudji dan Plt Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM (Dindagkop UMKM) Luluk Kusuma Agung Ariadi. Dalam pembukaan kegiatan Program Sukarelawan EMCL.

Tokoh Gareng ini sebagai simbol kegigihan. Dengan keterbatasan fisik, cacat. Tapi dia mempunyai kegigihan dalam kehidupan. Dalam kesulitan yang dihadapi, tidak menyerah.

“Tetap berusaha dan tetap gigih, intinya itu,” kata Person in Charge (PIC) Program Sukarelawan Exxon Mobil Cepu Limited Tahun 2021, Hesti.

Disampaikan wanita berhijab ini, Gareng secara spesifik memiliki cacat fisik. Logikanya, akan lebih sulit dalam menjalankan aktivitasnya. Dibanding yang memiliki fisik normal.

“Jadi, apapun kondisi fisiknya jangan menyerah, tetap berusaha. Selalu yakin, apa yang dicita-citakan pasti akan tercapai,” ungkap Hesti.

Pun demikian dengan kelompok binaan EMCL ini. Apapun bentuk kesulitan tetap dihadapi. Tetap semangat dan tetap berinovasi.

“Terbukti, teman-teman di Griya Keramik. Walaupun terjadi pandemi, namun tidak patah semangat. Tidak surut juga inovasi yang dibuat, sehingga sampai hari ini Griya keramik masih tetap eksis di Desa Balong,” ungkapnya.

Perwakilan EMCL, Beta Wicaksono, menyampaikan, untuk membangkitkan kembali Desa Wisata Edukasi Keramik Balong, memang harus dilakukan bersama-sama.

“Bukan sendiri-sendiri. Kita disini bisa memberikan optimisme untuk kembali bangkit,” kata dia.

Ia engaku siap mendukung untuk program-program selanjutnya. “EMCL selain bergerak diindustri hulu migas, juga melaksanakan program pengembangan masyarakat,” ungkapnya.

Kepala Dinporabudpar, Slamet Pamudji, memberikan respon positif dengan program-progam yang dilaksankan oleh EMCL. Termasuk upaya bersama membangkitkan kembali tujuan wisata di Desa Balong tersebut. “Keramik Balong ini ada bukan dengan tiba-tiba. Tetapi melalui proses yang cukup panjang,” ujarnya.
Menurutnya, ini moment tepat untuk mengenalkan Blora melalui program dilakukan oleh EMCL.

“Meskipun mulut sumur migas berada di Bojonegoro, paling tidak Blora bisa merasakan keberadaan Blok Cepu,” tandasnya.

Sejalan dengan program pemerintah Kabupaten Blora. Ingin mengangkat masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan melaui desa wisata. “Ini yang sementara bisa dilakikan dan kita dorong. Berusaha untuk mengembangkan,” ungkap Mumuk sapaan akrabnya.sam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.