JAKARTA I GlobalEnergi.co – Sektor minyak dan gas bumi (migas) tercatat menyumbang defisit dalam neraca perdagangan Indonesia sepanjang periode Januari–September 2021 senilai 8,4 miliar dollar AS atau setara dengan Rp117,6 triliun jika mengacu dengan kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor sektor migas per kuartal III/2021 tercatat senilai 8,82 miliar dollar AS, sedangkan dari kinerja impor pada periode yang sama tercatat senilai 17,22 miliar dollar AS.
BPS mencatat, selama periode sembilan bulan pertama tahun ini, realisasi impor migas naik 6,61 miliar dollar AS menjadi 17,22 miliar dollar AS, atau lebih tinggi 62,36 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai 10,61 miliar dollar AS.
Kenaikan nilai impor migas dipicu oleh lonjakan impor minyak mentah 2,33 miliar dollar AS atau 85,8 persen dari 2,71 miliar dollar AS menjadi 5,05 miliar dollar AS, hasil minyak naik 3,38 miliar dollar AS atau 56,32 persen dari 6 miliar dollar AS menjadi 9,38 miliar dollar AS, dan gas meningkat 902,8 juta dollar AS atau 47,83 persen dari 1,88 miliar dollar AS menjadi 2,79 miliar dollar AS.
Dengan demikian, sepanjang periode Januari–September 2021, sektor migas mengalami defisit 8,40 miliar dollar AS, atau lebih lebar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan defisit yang tercatat 4,75 miliar dollar AS.
Sepanjang tahun ini, defisit paling besar terjadi secara berturut-turut sejak Maret sampai dengan Juni dengan rerata mencapai 1 miliar dollar AS. agk, bc