Proyek PLTS Terapung Cirata Mulai Dibangun

oleh -308 views


JAKARTA I GlobalEnergi.co – PT Pembangkitan Jawa-Bali Masdar Solar Energi (PMSE) resmi melakukan water breaking alias peletakan batu pertama proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata, Kamis (17/12/2020) hari ini.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa proyek bernilai US$129 juta ini diperkirakan mampu memproduksi listrik sebesar 200 gigawatt hour (GWh) per tahun.

“Beberapa tujuan dari PLTS Terapung Cirata antara lain memanfaatkan lahan area waduk, meningkatkan bauran EBT, memenuhi permintaan listrik di sistem Jawa, sebagai trendsetter dari PLTS skala besar dengan tarif yang mampu bersaing dengan energi fosil, dan meningkatkan peran industri lokal dalam kaitannya dengan industri modul surya,” ujar Dadan dalam Project Kick-off Ceremony PLTS Terapung Cirata yang disiarkan secara virtual, Kamis (17/12/2020).
Ia menuturkan, saat ini pemanfaatan PLTS di Indonesia masih sangat minim, yakni baru sekitar 150 megawatt (MW). Padahal potensi energi surya di Indonesia cukup besar hingga mencapai 207 GW. Kementerian ESDM akan terus berupaya mendorong pemanfaatan energi surya secara optimal dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

PLTS Cirata dengan total kapasitas 145 megawatt peak (MWp) ini digadang-gadang akan menjadi PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara, setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.

Proyek ini dikembangkan secara berpatungan oleh anak perusahaan PT PLN (Persero), yakni PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI), dengan anak usaha Mubadala Investment Company, Masdar. Masdar merupakan perusahaan energi baru terbarukan (EBT) berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Konsorsium tersebut bernama PT Pembangkitan Jawa-Bali Masdar Solar Energi yang sahamnya dimiliki oleh PJBI sebesar 51 persen dan 49 persen oleh Masdar.

Kerja sama PJBI dan Masdar telah dituangkan pada kesepakatan perjanjian jual beli tenaga listrik dengan investasi senilai 129 juta dollar AS yang ditandatangani pada 12 Januari 2020 di Abu Dhabi. Adapun harga jual listrik yang disepakati mencapai 0,0582 dollar AS per kWh.

“Dengan harga 0,0582 dollar AS per kWh, ini tidak hanya menjadi simbol pengembangan pembangkit EBT skala besar di Indonesia, tetapi juga memberi sinyal pada kami bahwa pembangkit EBT dapat berkontribusi terhadap pengurangan biaya produksi listrik di sistem Jawa-Bali,” ujar Direktur Mega Proyek PT PLN (Persero) Ikhsan Asaad.

Chief Executive Officer MasdarMohamed Jameel Al Ramahi mengatakan, proyek PLTS Cirata merupakan proyek yang penting bagi Masdar.

“Proyek ini merupakan usaha patungan pertama kami di wilayah ini. Masdar aktif di lebih dari 30 negara dengan kapasitas terpasang sekitar 11 GW di seluruh dunia, tetapi proyek ini merupakan tonggak penting bagi Masdar di wilayah ini dan kami telah memilih Indonesia. Kami ingin tumbuh dari Indonesia, tak hanya di Indonesia tapi juga di wilayah Asia,” ujarnya.

Dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan shareholders agreement antara PT PJB Investasi, Masdar, dan PT Pembangkitan Jawa-Bali Masdar Solar Energi.jef, bc

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.