BALIKPAPAN I GlobalEnergi.co – Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan ditargetkan bisa beroperasi penuh pada 2025. Pengerjaan proyek strategis nasional (PSN) ini sudah mencapai 91 persen.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pun meninjau langsung pengerjaan proyek RDMP Balikpapan, Minggu (11/8/2024). Dalam arahannya, Arifin menekankan pentingnya mengantisipasi setiap kesulitan yang mungkin dihadapi ke depan.
“Kita mengevaluasi, meng-highlight hal-hal krusial apa yang harus kita hadapi ke depan. Kesulitannya apa, kemampuan kita apa, bagaimana kita bisa mengatasinya, sehingga target bisa diselesaikan sebaik-baiknya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (12/8/2024).
Dalam kunjungannya tersebut, Arifin melihat langsung sejumlah unit produksi yang telah diselesaikan, termasuk unit Crude Distillation Unit (CDU) IV yang kini beroperasi normal. Penyelesaian CDU IV itu sekaligus menjadikan Kilang Balikpapan sebagai kilang dengan kapasitas produksi terbesar yang dimiliki Pertamina.
Ia juga mengarahkan, agar seluruh tim yang terlibat dalam proyek ini selalu melakukan evaluasi dan mendukung kerja tim (teamwork) agar proyek dapat berjalan dengan baik.
Menurut dia, komunikasi harus tetap terjaga dengan baik, dan setiap resiko yang mungkin terjadi harus diantisipasi dengan langkah-langkah yang tepat.
“Kalau seandainya berlarut-larut, harus diantisipasi apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan, tentu saja semuanya harus memberikan masukan,” kata Arifin.
Selain penyelesaian CDU IV, beberapa unit yang telah selesai dimodifikasi meliputi penambahan Unit Pre-Flash Column, serta modifikasi Unit Hydrocracker HCU-A dan HCU-B.
Selain itu, bagian utilitas proyek, seperti Plant Air and Instrument Air System, Gas Turbine Generator System, dan Utility Cooling Water System, juga sudah mulai dioperasikan.
Proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi mencapai 7,4 miliar dollar AS. Dari total tersebut, 4,3 miliar dollar AS berasal dari ekuitas, sedangkan 3,1 miliar dollar AS diperoleh melalui pinjaman yang didukung oleh Export Credit Agency (ECA). Proyek ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas pengolahan kilang minyak di Indonesia.
Proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260.000 barrel per hari menjadi 360.000 barrel per hari. Peningkatan kapasitas ini tidak hanya akan menambah produksi bahan bakar minyak (BBM) nasional, tetapi juga meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
Dengan teknologi baru yang diterapkan, Kilang Balikpapan kini mampu memproduksi bahan bakar dengan standar Euro 5 dari yang sebelumnya hanya setara Euro 2. Baca juga: Fitch Ratings Tetapkan Peringkat BBB dan Outlook Stable untuk Kilang Pertamina Internasional
“Setelah proyek RDMP selesai seluruhnya di tahun 2025, Nelson Complexity Index (NCI) Kilang Balikpapan akan meningkat jadi 8. Artinya, kilang Balikapan akan memiliki kemampuan memproduksi berbagai varian produk,” imbuh Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman.
Pengembangan proyek ini juga dibarengi pembangunan infrastruktur penunjang yang sangat penting. Salah satunya yakni penyelesaian proyek pipa gas sepanjang 78 kilometer dari Senipah ke Balikpapan, dengan kapasitas maksimal 125 juta standar kaki kubik per hari.
Pipa ini mengutamakan pemanfaatan sumber daya gas dalam negeri yang diproduksi oleh Pertamina Hulu Mahakam, sehingga Kilang Balikpapan dapat beroperasi dengan efisien tanpa membakar LPG, dan LPG dapat diekspor untuk kebutuhan masyarakat. Pada puncak pengerjaan proyek RDMP Balikpapan, diperkirakan menyerap 24.000 pekerja yang terlibat dalam berbagai aspek konstruksi dan pengembangan. Proyek ini juga menggunakan bahan dan teknologi dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 35 persen.agk,kcm