JAKARTA I GlobalEnergi.co – PT PLN (Persero) menjalin sinergi untuk mengembangkan bisnis hydrogen bersama ACWA Power dan PT Pupuk Indonesia (Persero). Dalam kolaborasi ini, ketiga perusahaan menyusun Joint Development Study Agreement (JDSA) untuk pengembangan green hydrogen sebagai bahan baku amonia di Gresik, Jawa Timur.
Dalam Courtesy Meeting antara PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia pada Selasa (11/7/2023), Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury mengungkapkan pemerintah sangat serius dalam pengembangan klaster industri hijau.
Pahala berharap, kesepakatan PLN, ACWA, Power dan Pupuk Indonesia untuk melakukan studi pengembangan green hydrogen bersama menjadi langkah konkret dalam pembangunan energi baru terbarukan (EBT) di Tanah Air.
Ia menerangkan kerja sama ini dilakukan dalam rangka mengembangkan energi bersih di Indonesia melalui pengembangan green ammonia menggunakan existing facility Petrokimia Gresik.
“Kami berharap joint study ini akan mendorong Indonesia menjadi pelopor pengembangan solusi energi hijau dan mencapai target net-zero emission di tahun 2060 serta dapat menjadi inspirasi kemitraan antara Indonesia dengan lembaga internasional ke depannya,” ujar Pahala dalam keterangan tertulis, Kamis (13/7/2023).
“Saya kira Indonesia punya banyak potensi menjadi pemain penting bisnis hidrogen di pasar Asia Tenggara. Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo, hasil studi bersama ini harapannya bisa segera direalisasikan,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengaku sudah menjalin diskusi intensif dengan ACWA Power dua minggu terakhir. Pihaknya membahas tantangan teknikal dan investasi dalam kerja sama ini.
Ia optimistis kolaborasi tiga perusahaan akan memperkuat ekosistem bisnis energi hijau di Tanah Air.
“Kolaborasi ini telah berjalan sangat baik, sehingga kita berhasil memetakan segala kemungkinannya dari sisi komersial dan teknikal,” kata Darmawan.
CEO ACWA Power Marco Arcelli menilai kolaborasi yang dijalin oleh ketiga perusahaan telah sangat baik. Ia menambahkan studi bersama tersebut bisa dilaksanakan pada akhir tahun 2023 ini dan diharapkan selesai di tahun 2025.
“Kami melihat komitmen yang kuat dari pemerintah, PLN, Pupuk Indonesia, dan seluruh elemen di Indonesia untuk menjalankan transisi energi. Jadi, yang terpenting kini adalah bagaimana kita menjaga momentum ini untuk mencapai tujuan bersama,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pupuk Indonesia Achmad Bakir Pasaman berterima kasih kepada pemerintah yang mendukung penuh kolaborasi tiga perusahaan ini.
Menurutnya, pengawalan intensif dari pemerintah membuat studi bersama pengembangan green hydrogen dan green ammonia ini bisa terlaksana sesuai rencana.
“Pupuk Indonesia siap berkontribusi maksimal untuk mewujudkan proyek green hydrogen dan green ammonia terintegrasi ini. Kami ingin proyek ini tidak hanya akan mengembangkan ekosistem bisnis energi, tetapi juga mendorong perekonomian nasional,” pungkasnya.
Sebagai informasi, hidrogen hijau atau green hydrogen merupakan hidrogen yang diperoleh dari sumber bersih tanpa emisi karbon. Green hydrogen dimanfaatkan sebagai bahan baku green ammonia yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, transportasi, serta pembuatan pupuk.jef