SURABAYA I GlobalEnergi.co – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jatim menjanjikan bakal terus berkolaborasi dengan pemerintah memberikan akses listrik secara merata di Jawa Timur melalui pembangkit-pembangkit hijau lainnya.
Hingga akhir tahun 2023, PLN Jatim menargetkan menambah 16 PLTS komunal berkapasitas 975 kWp dengan potensi pelanggan 8.434 di Kepulauan Sumenep seperti Bulumanuk, Bunginnyarat, Gili Labak, Karamian, Sepangkur Kecil dan lainnya.
“Nanti kita akan menyesuaikan medan dan kondisi,” kata General Manager PLN UID Jatim Lasiran dalam keterangan pers, Rabu (17/5/2023).
Salah satu bentuk komitmen nyata dalam pengembangan energi bersih di Jatim, kata Lasiran, berupa kerjasama dengan Pemkot Surabaya mendukung pengembangan PLTSa Benowo.
“Kami akan terus berkolaborasi dengan pemerintah memberikan akses listrik secara merata di Jatim melalui pembangkit-pembangkit hijau lainnya ke depan,” tandasnya.
Disebutkan, sejak beroperasi 30 November 2015, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo Surabaya telah berhasil menyumbang sekitar 122,04 GWh energi bersih untuk Jawa Timur yang disalurkan melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jatim.
Menurut Lasiran, penanganan sampah di kota-kota besar seperti Surabaya yang dianggap sebuah permasalahan utama, kini sudah memiliki solusi yang justru membawa manfaat untuk masyarakat luas.
Ia memaparkan, PLTSa Benowo merupakan pembangkit listrik berbahan bakar sampah dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Benowo yang memiliki areal seluas 37,4 ha. PLTSa ini pertama kali beroperasi dengan kapasitas 1,65 MW menggunakan teknologi sanitary landfill.
Sebagai bentuk tindak lanjut Perpres 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, PLTSa Benowo tahap 2 berkapasitas 9 MW dengan teknologi gasification (zero waste) beroperasi 10 Maret 2021.
Adapun sanitary landfill ini merupakan sistem pengelolaan dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah untuk selanjutnya diperoleh gas metan.
Sementara metode gasification/zero waste adalah metode untuk mengkonversi sampah padat menjadi bahan bakar gas melalui proses termal (termokimia) dengan pasokan udara terbatas pada suatur reaktor yang disebut dengan gasifier. Zero waste memiliki keunggulan yakni tidak ada sampah yang tersisa dibanding teknologi sebelumnya yang masih memiliki residu. Kedua pembangkit ini langsung terkoneksi dengan sistem 20 kV di Gardu Induk Altaprima, sehingga listrik yang digunakan warga Surabaya ini sudah dipasok energi ramah lingkungan.
“Setiap tahun, PLTSa ini berkontribusi memasok energi bersih sekitar 5,5 GWh dan 30 GWh untuk masing-masing pembangkitnya,” ujarnya. agk