JAKARTA I GlobalEnergi.co – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memproyeksikan peningkatan konsumsi BBM subsidi untuk tahun 2023.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan, peningkatan konsumsi BBM subsidi berpotensi terjadi. Meski demikian, pihaknya belum bisa merinci lebih jauh besaran usulan kuota untuk tahun depan.
“Pasti ada peningkatan permintaan dari tahun ini,” kata Erika dalam konferensi pers capaian kinerja BPH Migas 2022, Jumat (30/12/2022).
Hal senada dikatakan Direktur BBM BPH Migas Sentot Hardijansyah. Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih mengkaji besaran konsumsi BBM subsidi untuk tahun depan. Adapun, proyeksi konsumsi BBM subsidi untuk 2023 akan disesuaikan dengan rencana penerbitan revisi Perpres 191/2014.
“Masih dikaji, kalau dilihat pertumbuhan atas kebutuhan kan meningkat. Masih dilakuakn kajian sekaligus revisi Perpres 191/2014 itu,” kata Sentot.
Merujuk data BPH Migas, penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar November 2022 mencapai 17,47 juta kl atau setara 97,98% dari kuota yang sebesar 17,83 juta kl. Sementara itu, realisasi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) mencapai 29,23 juta kl atau setara 97,73% dari kuota sebesar 29,91 juta kl.
Hingga akhir tahun ini BPH Migas memproyeksikan konsumsi JBT Solar mencapai 17,61 juta kl atau 98,76% dari kuota. Sementara itu, JBKP Pertalite mencapai 29,48 juta kl atau 98,56% dari kuota.
“Petalite tersalurkan sampai 28 Desember 29,23 juta KL atau 97,73 persen dari kuota 29,91 juta KL,” ujar Erika.
Erika juga mengatakan untuk penyaluran solar, realisasi hingga 28 Desember telah mencapai 17,47 juta KL atau 97,98 persen dari total kuota 17,83 juta KL.
Sedangkan, realisasi penyaluran minyak tanah telah mencapai 485 ribu KL atau 100 persen dari kuota yang ditentukan tahun ini.
Erika menjelaskan, untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPH Migas pada bidang pengawasan, salah satunya melakukan verifikasi terhadap volume penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).
Berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan, terdapat koreksi terhadap volume penyaluran JBT minyak solar. Sampai dengan November 2022 telah dilakukan koreksi sebesar 20.086,467 KL atau kurang lebih setara dengan Rp 200 miliar.
Pada bidang gas bumi, BPH Migas telah menetapkan empat tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa dari dua target yang telah ditetapkan, yaitu penetapan tarif untuk PT Transportasi Gas Indonesia ruas transmisi Grissik – Duri, PT Pertamina Gas HGBT ruas Gresik – Semarang, Looping Gresik – PKG, Gresik – PLN Gresik, PT Triguna Internusa Pratama ruas Tambun Tegalgede, dan PT Perta Daya Gas ruas Lapangan Arar – PLTMG Sorong.
Pada 2022 juga ditetapkan harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil untuk 20 kabupaten/kota dan satu provinsi dari target 17 kabupaten/kota.
Selain itu, dalam hal pembangunan infrastruktur gas bumi melalui pipa, saat ini telah mencapai 21.413,94 km (dari target 19.300 km) dengan rincian panjang pipa transmisi 5.299,36 km, panjang pipa distribusi 6.157,82 km, dan panjang pipa jargas 9.956,76 km.jef,agk