Shell akan hengkang dari Blok Masela. Blok yang dikatakan sebagai proyek abadi, karena kandungan gasnya yang begitu besar. Sebenarnya Shell sendiri sudah menyatakan untuk hengkang sejak 2020. Alasannya, dikarenakan kondisi arus kas yang terdampak situasi pandemi Covid-19. Shell memutuskan untuk memfokuskan pada proyek-proyek lain yang tengah berlangsung di Indonesia. Shell memiliki hak partisipasi di Blok Masela sebesar 35 persen dan 65 persen oleh Inpex Corporation. Selain itu, pemerintah daerah dipastikan bakal menerima jatah 10 persen hak partisipasi.
Melihat kenyataan ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung turun tangan. Presiden meminta Indonesia Investment Authority (INA) untuk turut berinvestasi di blok Masela. INA dibidik untuk menggantikan kedudukan Shelll Upstream Overseas Ltd. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, presiden mengarahkan para menteri untuk berupaya membidik INA sebagai ganti Shell di blok Masela.
Presiden turun tangan memang harus diapresiasi. Alasannya, bisa jadi selain proyek ini sudah lama tidak bergerak, juga blok ini mempunyai kandungan gas yang begitu besar. Hingga saat ini, proyek Abadi Masela masih belum ada kemajuan. Sementara cadangan gas di blok Masela sudah ditemukan sekitar 22 tahun lalu. Rencana pengembangannya (Plan of Development/POD) juga sudah diberikan sejak tahun 2019 lalu, padahal proyek Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Usut punya usut ternyata ada ganjalan cukup serius sehingga gas dari Masela tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan diproduksi.
Masela discovery tahun 2000 sekarang tahun 2022, jadi sudah 22 tahun belum menghasilkan apa-apa. Padahal peluang untuk mendapatkan pembeli, khususnya pasar ekspor potensinya cukup besar. Hanya saja, untuk semuanya itu membutuhkan investasi yang cukup besar.
Investasi di blok Masela bukanlah investasi sedikit. Nilainya diestimasikan bisa mencapai US$ 19,8 miliar dengan kapasitas fasilitas LNG mencapai 9,5 Metrik Ton Per Annum (MTPA) atau setara 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) serta gas pipa mencapai 150 MMscfd. Selain itu blok Masela juga diproyeksi hasilkan kondensat 35 ribu barel per hari.
Pemerintah berkeinginan agar PT Pertamina (Persero) untuk mengambil alih 35 persen saham Shell di Masela. Peluang Pertamina untuk masuk besar sekali, Apalagi PT Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi memastikan ikut menjajaki pengambilalihan saham Shell di Blok Masela
Pertamina tertarik untuk mengambil alih seluruh hak partisipasi Shell di Blok Masela. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memastikan tengah menjajaki kemungkinan untuk masuk ke dalam pengelolaan Lapangan Gas Abadi Blok Masela. Perusahaan tertarik untuk mengambil alih seluruh hak partisipasi Shell di Blok Masela.
Melalui, Direktur Utama PHE Wiko Migantoro menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan Inpex dan Shell terkait keinginan untuk masuk dalam Blok Masela. Perusahaan berminat untuk mengambilalih maksimal 35% saham yang akan dilepas oleh Shell. “Saya tidak bisa bicara banyak sampai deal terjadi karena hari ini sudah tanda tangan NDA. Partner akan melepas 35%, jadi kami bicara untuk mengambil alih maksimal di angka sekitar itu,” ujar Wiko dalam konferensi pers, Selasa (18/10/2022).
Berdasarkan kenyataan ini, dari dapur redaksi, kami berharap agar Pertamina secepatnya untuk mengambil langkah-langkah strategis untuk membeli saham Shell tersebut. Tak mudah memang, terutama besaran nilai investasinya. Mari kita semua terus memberikan dukungan kepada Pertamina agar keinginan ini menajdi kenyataan, sehingga peran Pertamina di sektor energy di dalam negeri semakin nyata.*