Harga Membaik, Produksi Batubara Digenjot

oleh -211 views
Tambang batubara (tempo.co)


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk meningkatkan target produksi batubara tahun ini dari semula 550 juta ton menjadi 625 juta ton. Sementara itu, data MODI Minerba Kementerian ESDM, realisasi produksi batubara hingga per 13 April 2021 tercatat mencapai 151,28 juta ton. Sedangkan untuk realisasi DMO telah mencapai 19,5 juta ton, sementara realisasi ekspor mencapai 73,46 juta ton.

Berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 66.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 255.K/30/MEM/2020 tentang Pemenuhan Kebutuhan Batubara Dalam Negeri Tahun 2021, pemerintah menetapkan adanya tambahan jumlah produksi batu bara. Produksi batubara tahun ini bertambah 75 juta ton untuk penjualan ke luar negeri. Dengan adanya penambahan tersebut, jumlah produksi batu bara pada 2021 meningkat menjadi 625 juta ton.

“Tambahan jumlah produksi batu bara sebesar 75.000.000 ton sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu B, tidak dikenakan kewajiban persentase penjualan batu bara untuk kepentingan dalam negeri [domestic market obligation],” demikian tertulis dalam Kepmen yang ditetapkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 6 April 2021, dikutip Selasa (13/4/2021).

Dalam Kepmen tersebut disebutkan dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor pertambangan pada 2020 mengakibatkan penurunan keekonomian kegiatan pertambangan secara global, sehingga perlu adanya dukungan pemerintah melalui penambahan jumlah produksi batu bara 2021 untuk penjualan ke luar negeri.

Kementerian ESDM semula menargetkan produksi batubara tahun ini sebesar 550 juta ton, tidak mengalami perubahan dari target produksi pada 2020. Dari jumlah tersebut, kebutuhan batubara dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) ditargetkan dapat mencapai 137,5 juta ton.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia menyebutkan curah hujan yang tinggi membuat produksi belum optimal. Selain faktor cuaca juga disebabkan melambatnya operasi seiring masuknya bulan Ramadan 2021. “April-Mei kemungkinan produksi masih belum maksimal karena April ini curah hujan diperkirakan masih panjang. Masuk pertengahan April, memasuki bulan Ramadan, pasti operasi melambat dan produksi pasti terpengaruh,” ujar Hendra.

Meski demikian, para produsen siap menggenjot produksi ketika memasuki kuartal III dan IV. Hendra juga memperkirakan terdapat sejumlah perusahaan batubara yang akan mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) pada pertengahan tahun nanti. Utamanya untuk mendorong kenaikan produksi. Menurutnya, potensi kenaikan produksi salah satunya didorong oleh tingginya harga batu bara hingga April 2021 ini.

“Mestinya perusahaan ambil kesempatan, ini golden period harus dimanfaatin. Orang revisi RKAB memanfaatkan harga tinggi itu wajar saja,” katanya.

Harga Membaik
Terkait harga APBI optimistis rata-rata harga batubara sepanjang kuartal II/2021 akan masih lebih bagus dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hendra mengatakan, permintaan batubara global cukup tinggi, terutama dari China. Larangan impor batubara dari Australia oleh Pemerintah China secara tidak langsung menyebabkan harga batubara domestik China meningkat sehingga, China membuka keran impor batu baranya.

Kondisi inilah yang kemudian mendorong harga batu bara mengalami kenaikan. “Produksi lebih rendah tahun ini, jadi supply berkurang. Hukumnya kan kalau demand tinggi, harga pasti naik,” ujar Hendra. Meski demikian, ia tidak bisa memprediksi, apakah tren kenaikan Harga Batu Bara Acuan (HBA) akan terus berlanjut hingga pertengahan tahun nanti.

Namun, ia memperkirakan, rata-rata harga batubara pada kuartal II/2021 ini masih akan lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga pada tahun lalu yang jatuh akibat pandemi Covid-19. “Tapi masih lebih bagus average harga di kuartal II/2021 dibandingkan kuartal II/2020. Tahun lalu, April, Juli, Agustus kan turunnya tinggi banget,” katanya. Adapun, HBA pada April 2021 kembali menguat ke level 86,68 dollar AS per ton, setelah sempat turun pada bulan sebelumnya. Nilai HBA sejak 2021 cukup fluktuatif. Dibuka pada level 75,84 dollar AS per ton di Januari , HBA mengalami kenaikan pada Februari ke level 87,79 dollar AS per ton. Kemudian sempat turun di Maret ke 84,47 dollar AS per ton.. agung kusdyanto, kdt,bc, CNN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.