JAKARTA | GlobalEnergi.co – Mahasiswa Indonesia menjadi salah satu kunci suksesnya pengembangan energi baru terbarukan alias EBT ramah lingkungan.
Para mahasiswa itu terus melahirkan inovasi-inovasi dalam pengembangan kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Hal itu terlihat dari semakin aktifnya partisipasi mereka di ajang adu kreasi inovatif bertaraf internasional.
Salah satu ajang yang diikuti mahasiswa dari berbagai macam universitas di Indonesia adalah kompetisi Shell Eco-marathon. Dalam ajang tersebut, mahasiswa Indonesia menampilkan berbagai inovasi kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan.
Presiden Director & Country Chair Shell Indonesia, Dian Andyasuri, mengatakan, bahwa selama 10 tahun gelaran Shell Eco-marathoin, terjadi peningkatan jumlah mahasiswa yang terlibat. Bahkan meningkat lebih dari 200 persen.
Selain itu, jumlah partisipasi universitas yang semula hanya 4 pada 2010 menjadi lebih dari 25 institusi pendidikan pada 2020.
Dia menjelaskan, partisipasi mahasiswa dari berbagai universitas di penjuru Indonesia telah menghadirkan sederet kendaraan hemat energi yang merupakan hasil inovasi yang mengedepankan efisiensi energi. Hal ini sungguh membanggakan.
Berawal dari 9 team yang berpartisipasi dalam kategori internal combustion (mesin pembakaran dalam dengan bahan bakar bensin, diesel, ethanol dan gas alam terkompresi), pada tahun 2020, kemudian hal itu bertumbuh menjadi 16 team untuk kategori internal combustion. Bahkan ada 15 tim dengan kategori mobil listrik dan hydrogen fuel cell.
Lebih dari itu jumlah peserta tim dan institusi pendidikan yang ikut bagian dalam inovasi transportasi di Indonesia mengalami peningkatan besar dari tahun ke tahun. Saat ini terdapat sekitar 80 tim dari 45 institusi pendidikan yang sudah memiliki inovasi di bidang mobil hemat energi.
Dukungan Pemerintah
Dukungan dari pemerintah sangat penting. Dukungan itu dengan menghadirkan Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE) yang mengadopsi model dan peraturan Shell Eco-marathon pada tingkat nasional.
Dukungan itu memberikan kesempatan kepada lebih banyak lagi tim dan institusi pendidikan untuk menguji hasil inovasi mereka sebagai persiapan untuk berkompetisi di ajang regional dan global lainnya, seperti SEM Asia dan Drivers’ World Championship (DWC).
“SEM juga telah menjadi wadah bagi mahasiswa lintas ilmu seperti teknik, bisnis, manajemen dan bidang studi lainnya untuk bisa berkolaborasi mewujudkan inovasi,” ujarnya dalam keterangan resminya, Sabtu (5/12/2020).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan bahwa generasi muda adalah sebagai aktor utama dalam mencapai target penurunan efisiensi energi sebesar 1 persen per tahun, bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025, dan penurunan emisi CO2 sebesar 198 juta ton CO2 pada sektor energi pada 2025.
“Partisipasi dan prestasi mahasiswa Indonesia di ajang Shell Eco-marathon perlu diapresiasi dan didukung untuk mempersiapkan para generasi muda yang tanggap terhadap tantangan energi di masa mendatang,” jelasnya. (bc)