JAKARTA | GlobalEnergi.co – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas menyebutkan proses alih kelola proyek Indonesia Deep Water Development sudah semakin dekat.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, Chevron dan Eni telah melalui diskusi yang panjang terkait dengan alih kelola Indonesia Deep Water Development (IDD). “Harapannya proses administrasi rampung akhir tahun sehingga tahun depan ada perubahan proposal POD,” katanya dalam webinar yang digelar, Kamis (19/11/2020).
Dwi menuturkan, apabila Eni sukses mengambil alih blok tersebut, akan ada integrasi fasilitas milik Eni di Muara Bakau dan Merakes. “Kami percaya jika alih kelola oleh Eni akan lebih baik dan efisien karena ENI sudah memiliki fasilitas untuk diintegrasikan dengan IDD,” ungkapnya.
Dalam proyek IDD, Chevron bertindak sebagai operator dan pemegang saham mayoritas sebesar 63 persen. Chevron menggarap proyek migas laut dalam ini bersama mitra perusahaan patungan lainnya, yakni Eni, Tip Top, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), serta para mitra di Muara Bakau.
Proyek ini nantinya menggabungkan empat lapangan, yakni Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, dan Gandang. Lapangan Gehem, Gendalo, dan Gandang masuk di Blok Ganal. Eni telah beroperasi di Indonesia sejak 2001. Saat ini, Eni memiliki portofolio aset yang besar dalam eksplorasi, produksi, dan pengembangan.
Kegiatan produksi Eni terletak di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur dan lapangan Jangkrik di wilayah kerja Muara Bakau yang menghasilkan produksi lebih dari 600 MMscfd. (jef)