JAKARTA I GlobalEnergi.co – Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) menyatakan dunia perlu menghentikan pengeboran minyak dan gas sekarang. Hal ini harus dilakukan demi mencegah bencana iklim.
Mengutip CNN Business, Rabu (19/5/2021), IEA menyebutkan, investasi dalam proyek pasokan bahan bakar fosil harus segera dihentikan dan tak ada pembangkit listrik tenaga batu bara yang harus disetujui. Hal ini demi mencapai emisi karbon nol persen pada 2050 mendatang.
IEA menyatakan, strategi ini merupakan jalan untuk mencapai kesepakatan iklim Paris dalam membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat praindustri.
Para ahli sebelumnya sudah memperingatkan, jika melebihi batas 1,5 derajat maka akan berkontribusi pada cuaca yang lebih ekstrem, kenaikan permukaan laut yang lebih besar, kebakaran hutan, banjir, dan kekurangan makanan bagi jutaan orang.
Untuk mencegah hal tersebut, beberapa hal yang direkomendasikan IEA adalah hentikan proyek gas dan minyak baru, tidak ada penjualan baru boiler berbahan bakar fosil mulai 2025, kendaraan listrik menghasilkan lebih dari 60 persen penjualan mobil pada 2030, dan tidak ada penjualan mobil penumpang menggunakan mesin pembakaran internal pada 2035.
Selain itu, sektor kelistrikan global mencapai emisi nol persen pada 2040. Lalu, 70 persen pembangkit listrik dari matahari dan angin pada 2050.
Jika dunia mengikuti rekomendasi IEA, investasi energi tahunan akan melonjak menjadi 5 triliun dollar AS pada 2030. Angka ini menambahkan 0,4 persen ke pertumbuhan PDB global.
Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 50 persen-52 persen di bawah tingkat emisi 2005 pada 2030 mendatang. Inggris, Jepang, dan Kanada juga telah mengumumkan tujuan baru terkait pengurangan emisi gas rumah kaca.
Sementara, beberapa perusahaan energi sedang mempersiapkan rencana jangka panjang, di mana minyak dan gas menjadi bagian yang jauh lebih kecil dari bisnis mereka. Beberapa perusahaan tersebut adalah Royal Dutch Shell (RDSA) dan BP.
BP sebelumnya menyatakan permintaan minyak kemungkinan mencapai puncak pada 2019. Namun, Exxon Mobil (XOM) menjadi penghambat dari strategi IEA. Perusahaan menghabiskan 25 miliar dollar AS tahun lalu untuk investasi eksplorasi minyak dan gas. Investor pun sudah mengambil tindakan terhadap Exxon.
Perusahaan menghadapi pertarungan dengan kelompok aktivis bernama Engine Nomor 1 yang sudah menunjuk empat kandidat dewannya dan berpendapat bahwa mereka perlu bergerak lebih cepat dalam menghadapi perubahan iklim.
Firma penasihat Glass Lewis merekomendasikan agar pemegang saham memilih dua dari empat nominasi yang diajukan oleh Engine Nomor 1.agk,CNN