JAKARTA I GlobalEnergi.co. – ThorCon, perusahaan pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir berbasis Thorium (PLTT) yang memiliki minat serius untuk melakukan investasi di Indonesia dengan hingga Rp 17 triliun melalui skema Independent Power Producer (IPP).
Hal itu diungkap konglomerat Media Asal Inggris, Chris Anderson, yang juga pimpinan dari TED, sebuah platform kelas dunia yang popular di kanal Youtube dengan menyebarluaskan beragam ide/pemikiran yang berharga kepada seluruh dunia, dalam acara Gathering yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan ThorCon International di Jakarta, bebefrapa waktu lalu. Hadir dalam acara ini anggota Dewan Energi Nasional, Wakil Gubernur Bangka Belitung hingga perwakilan PT PLN (Persero) dan berbagai mitra lainnya yang dilakukan secara langsung dan daring.
Chris meyakini, energi nuklir memiliki peran yang sangat penting bagi masa depan umat manusia dengan dapat memberikan energi yang bersih.
“Karena hal itulah, membawa saya untuk mencari perusahaan nuklir yang hebat untuk melakukan investasi yang membawa saya kepada ThorCon,” katanya.
Adapun alasannya, pertama, skalabilitas perusahaan dengan menggunakan galangan kapal untuk menanggulangi masalah merupakan suatu terobosan, cara yang brilian dan kunci untuk efektivitas biaya dan harga. Kedua, budaya teknis yang konservatif yang mengedepankan keselamatan tetapi tetap dapat memberikan ide yang brilian untuk menyelesaikan permasalahan perubahan iklim dengan biaya yang efisien;
“ Dan ketiga melihat bagaimana respon Indonesia yang positif dibandingkan negara-negara dunia lainnya,walaupun Indonesia masih bersikap hati-hati tetapi tetap bersedia maju dengan nuklir,” kata Chris.
Sementara Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kmenterian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Basilio Dias Araujo mengatakan, program nuklir terasa lambat dalam tiga dekade terakhir, tetapi saat ini Indonesia sudah lebih melangkah maju terhadap pengembangan PLTN dengan mentransformasi ketentuan pilihan terakhir (Last Option) menjadi pilihan yang layak dipertimbangkan (Viable Option)
Grand Strategi Energi Nasional
Kementerian ESDM sendiri telah membuat outline, beberapa arahan dan langkah nyata terkait PLTN. Pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) disebut-sebut akan masuk ke dalam Grand Strategi Energi Nasional yang tengah disusun oleh pemerintah.
“Nuklir ke depan kami sebenarnya sudah memasukkan di dalam Grand Strategi Energi. Pemerintah sedang susun GSEN [Grand Strategi Energi Nasional] yang nanti akan jadi bagian yang dipertimbangkan dalam melakukan penyempurnaan RUEN [Rencana Umum Energi Nasional]. Nuklir sudah masuk setidaknya-tidaknya sampai rentang waktu 2035,” kata Direktur Panas Bumi Ditjen Eenergi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (BTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Harris yang mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam sebuah webinar, Selasa (16/3/2021).
Namun, pengembangan PLTN dalam strategi besar tersebut masih dalam skala kecil, sekitar 100—200 megawatt (MW).
Menurut Harris, pengembangan PLTN nantinya kemungkinan akan memanfaatkan pulau tak berpenghuni dan berada di jarak aman dari masyarakat. Langkah ini merupakan upaya pemerintah untuk memperkenalkan energi nuklir sebagai salah satu energi potensial yang bisa dikembangkan di Indonesia.
Dia menuturkan, pengembangan energi nuklir saat ini memang masih terkendala oleh kurangnya pemahaman masyarakat terhadap manfaat PLTN yang masih melihat bahwa PLTN berbahaya, padahal teknologi PLTN kini sudah semakin canggih dari sisi keamanan.
Saat ini, pengembangan PLTN masih dalam tahap penyiapan, termasuk penyempurnaan regulasi. Pemerintah juga telah mengidentifikasi lokasi-lokasi yang potensial untuk pengembangan nuklir.
Menurut Badan Tenaga Atom Internasional, kata Harris, untuk dapat membangun PLTN terdapat 19 aspek yang harus dipenuhi, sedangkan Indonesia telah memenuhi 16 aspek dari 19 aspek tersebut. Beberapa aspek yang belum dipenuhi, seperti keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dan komitmen nasional.
“Namun, secara pararel dengan itu [pengembangan nuklir] masih banyak juga sumber energi lain yang ada, misal, PLTS, panas bumi, hidro, itu masih banyak. Kalau nuklir ini bicaranya juga masih dalam jangka panjang, tapi kita harus mulai,” kata Harris.
Kepala Perwakilan ThorCon International, Bob S. Effendi yakin dengan tahapan-tahapan yang terstruktur dan sistematis serta proposal yang memenuhi harapan dari Pemerintah, ThorCon berpotensi menjadi PLTN pertama di Indonesia yang dapat menempatkan Indonesia sekelas dengan negara-negara nuclear power lainnya seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, China dan
Rusia serta menjadikan Indonesia sebagai centre of excellence PLTN Generasi Maju.Chris menjelaskan, untuk embiayai proyek ThorCon ini tidak menjadi masalah, bahkan ini merupakan kesempatan investasi yang paling menggairahkan. Sejalan dengan kian terbukanya regulasi yang mengatur, investor lainnya akan berbondong-bondong ikut masuk dan membuat skala proyek ini semakin hebat secepat yang bisa dilakukan.
“Ini akan menjadi perjalanan yang luar biasa yang akan kita lakukan bersama, “ kata Chris.agk,bc