SURABAYA I GlobalEnergi.co – Perhelatan Gas Expo 2022 di Surabaya diharapkan bisa menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi Jatim. Ini mengingat sektor energi merupakan kunci bagi kestabilan perekonomian.
Hal itu ditegaskan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menghadiri Gas Expo 2022 di Hotel The Westin Surabaya, Selasa (30/8/2022) sore.
Wagub Emil menuturkan, kestabilan energi menjadi syarat utama dalam peningkatan nilai investasi, utamanya di Jawa Timur yang 26,5% ekonominya ditopang oleh sektor investasi.
“Sebesar 26,5% ekonomi Jatim ditopang oleh investasi yang mana tergantung pada ketersediaan energi. Sedangkan, perkembangan investasi amat sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, energi, air,” kata Emil.
Ia berharap, dengan adanya perencanaan ke depan yang lebih baik, utamanya di sektor energi, dapat diproyeksikan stabilitas pertumbuhan ekonomi.
“Jangan sampai ekonomi kita akan turun karena tidak tersedianya energi,” katanya.
Menurut Emil, dengan stabilnya ketersediaan energi di Jawa Timur bisa mewujudkan iklim yang baik bagi investasi. Tidak tanggung-tanggung, dirinya menargetkan ekonomi Jatim bisa tumbuh di kisaran 5-6 %.
Walaupun begitu, Wagub Emil, juga mewanti-wanti akan ancaman inflasi harga akibat krisis di berbagai negara. Oleh sebab itu, kestabilan energi diharapkan pula bisa menjaga kestabilan daya saing usaha yang berpengaruh pada stabilnya dayabeli di masyarakat.
Kaitannya dengan peran dari Pemprov Jatim, Wagub Emil menegaskan, pihaknya tengah dan akan terus mengupayakan pembenahan fasilitas baik untuk sektor industri maupun rumah tangga. Dirinya menyebutkan bahwa sesuai dengan Perpres 80 Th. 2019 dimana kawasan Gerbang Kertasusila (GKS) Plus salah satu yang menjadi prioritas.
“Investasi di kawasan Industri ini sedang gencar-gencarnya. Jadi nanti akan ada jaringan jalan tol yang bersambung dari Gresik hingga Babat dan sampai Tuban. Disertai pula pembenahan jalan-jalan nasional,” jelas Emil.
Sedangkan, untuk sektor rumah tangga, ia menyebut, kawasan Sidoarjo hingga Pasuruan berpotensi untuk pengembangan domestic gas atau gas untuk rumah tangga. Sementara kawasan Probolinggo bisa dilakukan perluasan lagi ke selatan hingga ke wilayah Leces.
“Harapannya apa yang sedang on stream ini bisa ada connectivity dan berpengaruh pada kehandalan supply , karena minat rumah tangga dalam gas rumah tangga tinggi sekali,” tuturnya.
Di akhir sambutan, Emil menyampaikan, apresiasi penuh atas pertemuan yang digelar oleh SKK Migas dan BPH Migas kali ini. Dirinya optimis bahwa konsumsi gas domestik ke depannya akan semakin meningkat baik sektor industri maupun rumah tangga.
“Saya sangat optimis ke depannya konsumsi gas domestik baik untuk Industri dan Rumah tangga akan meningkat. Karena tidak semuanya diperbolehkan menggunakan LPG subsidi. Utamanya juga UMKM yang bisa melakukan combine penggunakan LPG dan gas domestik,” katanya.fan