ESDM Prediksi 2022 Konsumsi Batubara Domestik 166 Juta Ton

oleh -127 views

JAKARTA I GlobalEnergi.co – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi pemanfaatan batubara domestik mencapai 166 juta ton tahun ini. Proyeksi itu meningkat 33 juta ton dibandingkan tahun lalu 133 juta ton.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengungkapkan proyeksi itu mempertimbangkan pasokan dalam negeri yang sebagian besar dipakai untuk menggerakkan pembangkit listrik.

“Batubara yang diproduksi sebagian besar dikonversi menjadi tenaga listrik. Selain itu, juga digunakan dalam industri maupun rumah tangga,” ujarnya dalam forum Indonesia Economic Outlook 2022 yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), seperti dikutip Antara, Rabu (26/1/2022).

Menurut Ego, pemanfaatan batu bara harus memperhatikan isu lingkungan, seperti tingginya emisi karbon yang berdampak bagi lingkungan apabila tidak melakukan kaidah pertambangan yang baik.

Pemerintah juga mendorong hilirisasi batu bara untuk meningkatkan nilai tambah. Salah satunya, pengembangan dimetil eter (DME) sebagai substitusi elpiji untuk menekan impor. Pemanfaatan batu bara sendiri akan berkurang untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Selain itu, pemerintah juga telah menyusun rencana menonaktifkan PLTU batu bara baik milik PLN maupun non PLN berdasarkan kontrak maksimal 30 tahun yang akan digantikan oleh pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT). Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia mencapai target netralitas karbon pada 2060.

“Kapasitas PLTU akan bertambah sampai tahun 2026 dengan masuknya PLTU dari program 35.000 megawatt dan setelah itu akan mengalami penurunan mulai tahun 2031,” ujarnya.

Kapasitas listrik bertambah untuk menambah ketersediaan akses listrik bagi masyarakat, menjaga pasokan listrik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memenuhi kebutuhan energi termasuk transportasi berbasis listrik.

Tahun ini, pemerintah menargetkan kapasitas terpasang mencapai 76 Gigawatt (GW). Pada 2021, realisasi kapasitas terpasang pembangkit nasional mencapai 74 GW).

Ia merinci, pembangkit fosil yang berpotensi menghasilkan emisi karbon masih mendominasi. Sementara, pembangkit EBT pemanfaatannya masih relatif kecil.agk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.