JAKARTA I GlobalEnergi.co – Grafik produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Jawa Timur bakal terus mengalami penurunan setelah 2021 hingga 2030.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, Blok Cepu sempat memegang peranan besar dalam mendorong produksi migas nasional pada 2017 sampai 2021. Produksi minyaknya selama 2021 diprediksi berkontribusi 30% pada produksi migas nasional.
“Blok Cepu ini masa PSC-nya adalah tahun 2005 sampai tahun 2035. Bagaimana kita menahan penurunan alamiah atau natural decline,” kata Dwi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (3/2/2021).
Dwi menyebutkan, pada tahun 2021 ditargetkan produksi minyak sebesar 219.860 barel minyak per hari dan gas 55,16 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Pemegang participating interest (PI) Blok Cepu yakni Pertamina EP Cepu 45%, Exxonmobil Cepu Ltd 20,5%, Ampolex (Cepu) Pte.Ltd 24,5%, PT Sarana Patra Hulu Cepu, 1%, PT Asri Dharma Sejahtera 4,48%, PT Blora Patragas Hulu 2,18%, dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana 2,24%.
Penurunan produksi ini terjadi secara alamiah yang disebabkan turunnya tekanan reservoir. Strategi utama dalam pengembangan Blok Cepu ke depan di antaranya manajemen reservoir yang baik serta monetisasi untreated gas.
“Jadi ada gas sekarang sudah mulai naik volume dan porsi jadi dibutuhkan untuk melakukan treatment dan melakukan monetisasi,” katanya.
Lalu optimasi pengembangan lapangan dan pengeboran sisipan, pengembangan formasi clastic, dan pengembangan lapangan sekitarnya yakni Cendana dan Alas Tua.jef,dtc