PGN Bakal Konversi Motor BBM ke Gas di Tengah Wacana Kendaraan Listrik

oleh -233 views
Petugas mengisi bahan bakar gas pada angkutan kota (angkot) di Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) di Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/3). PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membukukan pendapatan sebesar 2,97 miliar dolar AS sepanjang tahun 2017, meningkat jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,93 miliar dolar AS. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/ama/18.


JAKARTA I GlobalEnergi.co – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina bakal mengkonversi kendaraan berbahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas atau Compressed Natural Gas (CNG) di tengah wacana subsidi motor listrik. Langkah awal dilakukan dengan meluncurkan pilot project (proyek percontohan).

Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto mengatakan, peluncuran pilot project ini sekaligus diikuti dengan uji coba mulai 1 Maret-30 April 2023. Konversi dilakukan untuk kendaraan motor maupun mobil.

“Kami banyak dapat masukan keluhan dari khususnya ojol dan yang lain-lain tentang harga BBM yang naik sekarang. Jadi PGN bukan menggantikan tapi memberikan alternatif energi yang lebih murah dan bersih,” ujarnya dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Selasa (31/1/2023).

Menurut dia, bahan bakar gas jauh lebih murah dibandingkan BBM. Misalnya, untuk satu liter pertalite harganya Rp 10 ribu, sedangkan dengan CNG hanya perlu merogoh kocek Rp 4.500. Artinya, masyarakat bisa menghemat Rp 5.500 per liter jika menggunakan bahan bakar gas tersebut.

“Harganya itu setara liter artinya secara jarak km dan yang lainnya sama sehingga masyarakat bisa dapat manfaat dari situ,” jelasnya.

Selain itu, biaya konversi pun cukup murah dan bisa dipasang di motor lama. Biaya konversi untuk motor sebesar Rp 5 juta per unit dan untuk mobil sekitar Rp 20 juta – Rp 25 juta per unit. Dengan program ini diharapkan bisa mengurangi beban pemerintah untuk mengalokasikan dana subsidi. Apalagi, di tengah lonjakan harga minyak dunia.

“Nah ini harapannya kami bisa juga mengurangi beban subsidi setara dengan Rp228 miliar rupiah per tahun dan ketergantungan impor 91 ribu kiloliter untuk 100 ribu unit sepeda motor,” imbuhnya.

Untuk yang konversi sepeda motor target kami di 5 tahun ini adalah 100 ribu unit dan untuk mobil masih belum ditetapkan. Sebab, program ini bakal terlebih dahulu dijalankan untuk kendaraan motor.

“Ini kami di awal Maret akan melakukan pilot project di dua kota DKI dan Jawa Tengah, Semarang. Semua sepeda motor bisa dipakai jadi orang masyarakat tidak perlu beli sepeda motor lagi. Jadi sepeda motor yang ada bisa langsung dikonversi,” katanya.jef

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.