JAKARTA I GlobalEnergi.co – PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mampu mencatat pertumbuhan bottom line sepanjang sembilan bulan pertama 2023. AKRA meraih laba bersih senilai Rp 1,71 triliun atau naik 9,61% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebagai perbandingan, per kuartal III-2022 lalu AKRA membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 1,56 triliun. Kenaikan laba bersih AKRA justru terjadi ketika ada penurunan pendapatan.
Merujuk laporan keuangan yang terbit di Bursa Efek Indonesia (BEI), sampai dengan September 2023 AKRA mengantongi pendapatan senilai Rp 29,97 triliun. Meliputi pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebanyak Rp 29,76 triliun dan pendapatan sewa sebesar Rp 214,94 miliar.
Jika dibandingkan dengan capaian September 2022, total pendapatan AKRA mengalami penurunan sebanyak 13,33% yang kala itu mencapai Rp 34,58 triliun. Tapi, sejalan dengan itu, beban pokok penjualan dan pendapatan AKRA ikut terpangkas sekitar 15% menjadi Rp 27,10 triliun per September 2023.
Dengan hasil tersebut, AKRA mengantongi laba bruto senilai Rp 2,87 triliun dalam periode sembilan bulan 2023. Meningkat 5,51% dibandingkan capaian laba bruto Rp 2,71 triliun per September 2022.
AKRA juga berhasil memangkas beban umum dan administrasi sebanyak 10,62% secara tahunan (Year on Year/YoY) menjadi Rp 650,05 miliar. Pada saat yang sama, rugi selisih kurs AKRA ikut menciut hingga 92,43% (YoY) menjadi tinggal Rp 2,27 miliar.
Di sisi yang lain, laba atas penjualan/pengalihan aset tetap bertambah 175,51% (YoY) menjadi Rp 17,44 miliar. Pendapatan usaha lainnya juga melonjak 83,91% (YoY) menjadi Rp 23,56 miliar. Hasil ini membuat laba usaha AKRA melonjak 14% (YoY) menjadi Rp 2,19 triliun per September 2023.
Direktur Utama AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo menjelaskan, penurunan pendapatan AKRA dalam periode sembilan bulan 2023 karena harga jual rata-rata minyak bumi dan bahan kimia dasar yang lebih rendah. Jika dirinci dari masing-masing segmen, pendapatan AKRA masih didominasi dari perdagangan & distribusi senilai Rp 27,91 triliun.
Sumber pendapatan AKRA lainnya berasal dari segmen pabrikan dan logistik Rp 1,15 triliun, serta segmen kawasan industri sebesar Rp 903 miliar. Adapun, laba bruto konsolidasian hingga September 2023 meningkat 6% menjadi Rp 2,87 triliun, dengan pertumbuhan signifikan dari segmen kawasan industri.
Segmen kawasan industri tumbuh 237% (YoY) menjadi Rp 474 miliar yang berkontribusi sebanyak 16% terhadap laba bruto konsolidasi. Hasil ini meningkat dari posisi 5% pada periode sembilan bulan 2022. Secara keseluruhan gross margin selama sembilan bulan 2023 meningkat menjadi 9,6% dibandingkan 7,9% di periode yang sama tahun lalu.
Haryanto menjelaskan, bisnis perdagangan dan distribusi AKR berupa distribusi produk bahan bakar ke pelanggan Business to Business (B2B) dan SPBU Retail terus memberikan pertumbuhan yang sehat dengan permintaan bio solar dan bensin meningkat sepanjang tahun.
Penjualan bahan kimia dasar yang merupakan bahan baku ke berbagai industri termasuk smelter, rayon, industri kimia mencatat pertumbuhan, meskipun harga jual rata-rata lebih secara global.
“Strategi manajemen risiko yang efektif memungkinkan untuk mengelola pergerakan harga secara efektif untuk meningkatkan margin bruto,” terang Haryanto dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (25/10/2023).
Kemudian, Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE di Gresik Jawa Timur, terus menarik investasi yang signifikan dengan penandatanganan perjanjian jual beli. Komitmen untuk penjualan tanah kepada perusahaan internasional yang mendirikan pabrik industri besar di Indonesia. Membuat kontribusi segmen kawasan Industri kini telah menjadi signifikan.
“Kami berharap penjualan tanah akan meningkat di tahun-tahun mendatang sementara kami telah membangun basis yang kuat untuk menghasilkan pendapatan berulang yang signifikan dari penyediaan layanan pelabuhan, utilitas seperti listrik, air, gas dan lain-lain kepada pelanggan Industri di Kawasan Ekonomi Khusus kami,” kata Haryanto.
Dividen Interim Rp 25 per Saham
Bersamaan dengan rilis kinerja per kuartal III-2023, Direksi AKRA pun mengumumkan pembagian dividen interim kedua sebesar Rp 25 per saham kepada para pemegang sahamnya.
“Mengingat kinerja yang baik dan posisi keuangan perusahaan yang kuat,” kata Haryanto.
AKRA telah membayar dividen interim pertama sebesar Rp 50 per saham berdasarkan hasil kinerja enam bulan (semester I-2023), sehingga jumlah total dividen Interim menjadi Rp 75 per saham pada tahun buku ini. Rp 1,48 triliun akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen interim tahun buku 2023.
“Perusahaan telah memberikan penghargaan kepada pemegang sahamnya dengan total dividen sebesar Rp 4,5 triliun yang dibagikan selama periode 2019-Interim 2023,” tandas Haryato.
Jadwal pembagian dividen interim kedua AKRA ::
- Cum Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi 2 November 2023
- Ex Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi 3 November 2023
- Cum Dividen di Pasar Tunai 6 November 2023
- Ex Dividen di Pasar Tunai 7 November 2023
- Recording Date Dividen 6 November 2023
- Pembayaran Dividen Tunai 15 November 2023.fan