JAKARTA I GlobalEnergi.co – Pertamina tengah mengkaji kemungkinan Pertashop menjual bensin pertalite. Jika memungkinkan, maka akan dilakukan mulai kuartal IV/2023 atau Oktober. Saat ini Pertamina sedang berkoordinasi dengan BPH Migas untuk memutuskan apakah memungkinkan Pertashop menjual BBM bersubsidi tersebut.
“Mengenai kemungkinan Pertashop menjual JBT atau JKBP. Kami memang sudah melakukan pembahasan ini dan tadi pagi pun ada pembahasan dengan BPH Migas, dan kami sedang melakukan kajian,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8/2023).
“Kami terbuka untuk itu dan sedang dibahas sehingga nanti triwulan keempat dimungkinkan untuk, ini targetnya ya. Jadi itu sangat terbuka sepanjang nanti bisa,” tambahnya
Nicke menjelaskan, untuk menjual pertalite, maka Pertashop harus memenuhi infrastruktur yang ditetapkan. Misalnya digitalisasi SPBU, memasang CCTV, hingga tangki menggunakan automatic tank gauge (ATG).
“Ini pun harus dilengkapi di Pertashop mengingat untuk pertanggungjawaban terhadap auditor negara, ini kan perlu governance yang baik,” jelas Nicke.
Namun, ia menekankan, meski nantinya Pertashop bisa menjual pertalite, itu dilakukan secara sukarela. Tidak ada paksaan dari Pertamina, sebab ia menyadari tak semua Pertashop bisa memenuhi infrastruktur yang ditetapkan.
“Tentu saja ini sifatnya adalah tidak mandatori, kami akan menawarkan kepada Pertashop jika nanti setelah keputusan dari BPH Migas ini go, tentu ini kita buka, silakan Pertashop kalau buka Pertalite,” ungkapnya.
Selain itu, ia menekankan margin yang diterima Pertashop akan lebih kecil saat menjual pertalite dibandingkan pertamax. Sebab, harga pertalite ditentukan oleh negara dan tak bisa dijual lebih dari itu.
“Sebagai gambaran marginnya mungkin hanya sekitar 40 persennya dari margin Pertamax karena ini barang subsidi. Jadi marginnya pun dipatok oleh pemerintah,” tuturnya.
Lanjutnya, pengusaha Pertashop bahkan harus menjual pertalite jauh lebih banyak dari pertamax setiap harinya untuk bisa mendapatkan keuntungan yang sama.
“Sehingga untuk mendapatkan level margin, profit margin yang sama ini harus berkali-kali lipat sampai kalau dalam hitungan kami 3,5 kali lipat dari kalau jual pertamax untuk mendapatkan level margin profit yang sama, dan tentu saja plus harus ditambah infrastruktur yang memadai,” katanya.jef