JAKARTA I GlobalEnergi.co – SKK Migas menyebut ada sejumlah revisi kontrak dalam pengerjaan proyek gas di Blok Sakakemang, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Repsol, selaku operator blok migas tersebut sedang mengurus perubahan kontrak. Proyek tersebut ditergetkan bisa onstream pada 2024-2025.
Kepala SKK Migas Dwi Soetipto mengatakan, perubahan kontrak yang diajukan Repsol disebabkan turunnya cadangan gas yang sebelumnya digadang-gadang mencapai 1 triliun kaki kubik (TCF).
“Sekarang tinggal 350 miliar kaki kubik (BCF). Karena kapasitasnya berubah, pasti ada amendemen yang dibutuhkan,” kata Dwi di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (27/7/2022).
Dwi mengatakan, dua belah pihak antara pemerintah dan Repsol telah melakukan komunikasi perihal adanya revisi kontrak. Walau mengalami penurunan cadangan, dia menilai pengembangan Blok Sakakemang masih sangat ekonomis. Hal itu disebabkan proyek tersebut akan terhubung ke sejumlah saluran gas di Singapura dan Jawa Barat.
“Siapapun yang akan mengembangkannya, ini (Blok Sakakemang) masih sangat ekonomis karena tinggal konek ke koridor yang sudah ada. Itu sangat terbuka, bisa nyambung ke ConocoPhillips, bisa juga ke Singapura dan Jawa barat,” ujarnya.
Selain itu, Blok Sakakemang termasuk salah satu proyek yang mengimplementasikan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilisation, and storage (CCUS). SKK Migas berencana menambahkan fasilitas tersebut ke dalam rencana pengembangan (POD) blok ini. Menyusul terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK), SKK Migas terus mengupayakan implementasi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS), dan CCUS di industri hulu migas.
Sebelumnya SKK Migas menyampaikan bahwa proses pengerjaan proyek gas di Blok Sakakemang hingga sampai saat ini masih terus berlangsung. Repsol, selaku operator blok tersebut dipastikan memulai produksinya di pada 2024-2025. Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan Repsol telah menyelesaikan front end engineering design (FEED) untuk proyek tersebut. Adapun perusahaan saat ini tengah menganti hasil uji sumur long duration test (LDT).agk