BOJONEGORO I Globalenergi.co – PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, kejar penuntasan Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Kabupaten Bojonegoro. Tahun 2022 ini, irencanakan proyek gas JTB akan segera mulai beroperasi.
Direktur Utama PEPC Awang Lazuardi menjelaskan, bahwa JTB juga mendapat imbas dari situasi pandemi Covid-19. Namun segala daya upaya, kerja keras serta berbagai terobosan terus dilakukan agar proyek ini dapat segera rampung.
Menurut Awang, capaian saat ini menyisakan kurang dari 4 persen pekerjaan. “Beberapa waktu kedepan JTB akan memasuki fase Gas-In untuk kemudian masuk ke start-up dan Gas on Stream,” ungkap Awang saat berada di Bojonegoro pada Jumat (17/6/2022).
Adapun Proyek JTB merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melalui Perpres Nomor 109 tahun 2020.
Proyek ini diharapkan menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia. Suplai gas dari JTB akan memberikan ketersediaan gas bagi Pulau Jawa dan diharapkan dapat meningkatkan kemajuan perekonomian masyarakat di kawasan tersebut melalui geliat dunia usaha.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto belum lama ini menyampaikan, bahwa Proyek JTB merupakan salah satu PSN yang dirancang untuk mengolah produksi 330 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) gas input dengan kapasitas produksi sales gas sebesar 192 MMSCFD yang akan menunjang sektor Kelistrikan, Pupuk dan Industri di Pulau Jawa.
“Proyek ini memiliki estimasi biaya pengembangan proyek senilai lebih kurang Rp22 triliun dengan Komitmen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%,” lanjut Dwi.
Sekadar diketahui, Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) kembali melakukan kunjungan kerja (Kunker) untuk melihat kesiapan Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi JTB yang dikelola oleh PEPC Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina yang berlokasi di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, belum lama ini.
Kunjungan kerja spesifik ini merupakan kunjungan kedua dari anggota parlemen yang membidangi energi, riset dan teknologi, dan lingkungan hidup sejak pandemi melanda negeri ini.
Sebelumnya, Komisi VII DPR RI juga melakukan kunjungan kerja spesifik ini ke JTB pada November 2020 silam untuk memperoleh gambaran yang komprehensif serta mendapatkan informasi lapangan yang faktual dan akurat terkait industri hulu migas khususnya yang ada di JTB.
Tujuan kunjungan kali ini juga masih sama mengingat strategisnya keberadaan proyek JTB bagi kontribusi pemenuhan energi nasional, sehingga perlu untuk mendapatkan informasi utuh dan progres terkini dari fasilitas produksi yang masuk dalam list Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi ini.sam