JAKARTA I GlobalEnergi.co – Proses digitalisasi PT PLN berhasil meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi proses bisnis hingga Rp 10,85 triliun.
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, digitalisasi telah menjadi salah satu fondasi penting yang terus dikembangkan perseroan di tengah disrupsi teknologi kekinian.
“Sesuai arahan pemerintah, PLN terus melakukan transformasi di segala lini agar perusahaan menjadi lebih trengginas dan efisien. Digitalisasi sebagai bagian dari transformasi PLN kini telah dapat dirasakan manfaatnya, baik dalam hal efisiensi bisnis ataupun untuk memudahkan pelayanan pelanggan,” kata Darmawan melalui siaran pers, Rabu (1/6/2022).
Darmawan mengatakan, digitalisasi proses bisnis itu dilatarbelakangi h adanya kebutuhan kekinian termasuk adanya perubahan kondisi kelistrikan di Indonesia dari sebelumnya defisit menjadi surplus. Situasi pandemi, turut menghadirkan tantangan yang justru dengan baik dijadikan momentum percepatan proses transformasi PLN.
Ia mengatakan, terdapat sejumlah program digitalisasi yang terbilang efektif mengoptimalkan proses bisnis internal perseroan. Misalkan, digital procurement yang membuat proses pengadaan terdigitalisasi secara end to end telah berhasil menghemat biaya operasional hingga Rp 1,608 triliun.
“Digital procurement menjadikan proses pengadaan terdigitalisasi secara end to end sehingga proses menjadi lebih transparan, simpel, dan efisien. Berjalannya pengadaan digital ini disebut telah berhasil menghemat biaya operasional hingga Rp 1,608 triliun,” ujarnya.
Selanjutnya, program digitalisasi pembangkit atau digital power plant untuk proses yang lean and cost relatif berjalan efisien. Program itu telah memberikan penghematan mencapai Rp100,2 miliar.
Di sisi lain, bergulirnya program Digitally Enable Distribution Excellences yang memungkinkan proses pemeliharaan dilakukan dengan efisien telah memberikan penghematan hingga Rp 235,6 miliar. Adapun, program terakhir Dispatch Optimization, yang menjadikan pengaturan sistem kelistrikan andal, berkualitas dan ekonomis telah memberikan penghematan mencapai Rp8,91 triliun.
Sementara itu, program digitalisasi untuk kemudahan layanan pelanggan diwujudkan juga lewat hadirnya aplikasi PLN Mobile generasi terbaru. “SuperApps ini diharapkan menjadi landasan interaksi dengan pelanggan untuk meningkatkan customer experience,” katanya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah bersiap untuk menaikkan tarif listrik bagi pelanggan di atas 3.000 VA. Usulan itu telah disetujui oleh sidang kabinet. Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Raker Banggar DPR) terkait persetujuan tambahan kebutuhan anggaran dalam merespons kenaikan harga komoditas. Raker berlangsung pada Kamis (19/5/2022).
Sri Mulyani menjelaskan, tingginya harga energi dan komoditas menyebabkan beban subsidi dan kompensasi energi turut meningkat. Kebutuhan subsidi dan kompensasi untuk menahan gejolak harga komoditas pada 2022 tercatat mencapai Rp 443,6 triliun. Pemerintah menyiapkan anggaran subsidi listrik senilai Rp 56,5 triliun dengan asumsi harga Indonesia crude price (ICP) 63 dollar AS per barel.
Setelah harga ICP meningkat ke 100 dollar AS per barel kebutuhan subsidi listrik menjadi Rp 59,6 triliun, sehingga terdapat selisih Rp3,1 triliun.
“Bapak Presiden di sidang kabinet sudah menyetujui beban kelompok rumah tangga yang mampu direpresentasikan untuk fiskal langganan listrik di atas 3.000 VA boleh ada kenaikan harga listrik, hanya segmen itu ke atas,” ujar Sri Mulyani.agk