‘Menunggu’ Harga Pertamax

oleh -166 views


Dampak dari perang Rusia dengan Ukraina, telah mengerek harga minyak dunia cukup tinggi. Bahkan beberapa waktu lalu komoditas tersebut menembus angka 125 dollar AS per barel, atau rekor tertinggi sejak tahun 2014. Beberapa hari terakhir ini harga minyak agak mendingin, sehingga harganya kisaran 100 dollar AS per barelnya. Hal ini sehubungan dengan kekhawatiran pasokan global karena adanya situasi geopolitik dunia yang sedang memanas saat ini.

Keadaan ini memang sudah seharusnya dicermati terhadap gerakan harga minyak mentah dunia dalam waktu belakangan ini. Kalau kita melihat dengan melambungnya harga minyak dunia ini, sudah barang tentu merepotnya negara-negara pengimpor minyak. Termasuk Indonesia dimana tingkat konsumsi kisaran 1.500.000 barel per hari, sedangkan produksinya sekitar 700.000 barel per harinya. Tentunya , keadaan ini akan berpengaruh kepada harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM ) selanjutnya. Logikanya, BBM harus dinaikkan, karena bahannya memang naik. Apakah demikian dengan Indonesia.

Pada kenyataannya, harga BBM ternyata tidak hanya dilakukan Pertamina (Persero), tetapi juga dilakukan oleh perusahaan penyedia stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) lainnya. Kenaikan harga BBM Pertamina hanya untuk BBM non-subsidi jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Kenaikan harga BBM Pertamina berbeda-beda di setiap wilayah Indonesia, yaitu berkisar Rp 1.500 hingga Rp 2.650 per liter.

Sementara untuk harga BBM Pertamina jenis Pertamax dan Pertalite, tidak mengalami kenaikan. Pertamina wilayah Pulau Jawa, harga Pertamax masih Rp 9.000 dan Pertalite masih Rp 7.650 per liternya. Shell sudah menaikkan harga BBM miliknya untuk semua jenis produknya sejak awal Februari 2022. Adapun kenaikan harga BBM per liternya, untuk produk Shell Super naik Rp 950, Shell V-Power Rp 990, Shell V-power Nitro+ Rp 960, dan Shell V-Power Diesel Rp 1.280.

Penyesuaian harga BBM juga dilakukan oleh SPBU BP-AKR sejak awal Februari ini. Kenaikan harga BBM untuk produk BP 90 sebesar Rp 650, BP92 (RON 92) sebesar Rp 990, dan BP Diesel sebesar Rp 1.060 per liternya. Suatu kewajaran, bila SPBU menaikkan harga-harga.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa Pertamina tidak menaikkan harga Pertalite dan Pertamax? Pertamax dan Pertalite sudaah cukup lama tidak dinaikkan oleh Pertamina. Sudeah barang tentu keadaan ini menjadi “persoaalan” tersendiri, bila menjalankan bisnis murni. Hanya saja, Pertamina kemungkinan besar masih melihat dampak dari kebijakan kenaikan harga BBM. Sehinngga saat ini harga RON 92, Pertamina masih menjaul lebih murah.

Pertamina sedang menimbang untuk menaikkan harga produk BBM jenis Pertamax menyusul tren kenaikan harga minyak mentah di pasar global. Sebelumnya, Pertamina telah mengerek harga tiga jenis BBM, yakni Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Irto Ginting, Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga mengungkapkan, pihaknya masih melakukan kajian. “Untuk Pertamax masih kami review,” ucap Irto kepada kontan, Minggu (13/3).

Saat ini, Pertamina menjual Pertamax (RON 92) dengan harga di rentang Rp 9.000 hingga Rp 9.400 per liter, tergantung lokasi. Sementara harga BBM pengelola SPBU lainnya sudah di atas Rp 10.000. Misalnya, BP RON 92 sebesar Rp 12.990, Shell Super Rp 12.990 dan Revvo 92 senilai Rp 11.900 per liter. Pertamina melakukan review harga BBM dua pekan sekali. Terakhir kali, Pertamina memperbarui harga BBM pada 3 Maret 2022.

Meski demikian, beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo juga menyinggung kemungkinan adanya kenaikan harga BBM lantaran efek lonjakan harga minyak mentah global. Saat memberikan pidato pada peringatan HUT ke-46 UNS, Presiden Jokowi mengungkapkan, terjadi banyak tekanan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini berimbas pada lonjakan harga minyak. Inilah yang seharusnya menjadi renungkan kita semua. Terutama bagi pemerintah.

Mengapa? Karena rasanhya tidak mungkin kita harus menanggung kerugian. Seperti hanya, Pertamina menjual Pertamax seharga Rp 9.000 per liternya, sedangkan pesainya sudah menjual lebih mahal lebih Rp 2.000 per liternya. Kita harus memberikan gerak yang luwes kepada Pertamia, agar tidak menanngung rugi dalam jangka waktu lama. Tidak sehat itu. *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.