JAKARTA I GlobalEnergi.co – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menargetkan penjualan batubara kokas (coking coal) sebesar 2,4 juta ton. Jumlah tersebut meningkat dari penjualan tahun lalu yang mencapai 1,5 juta ton.
Chief Finance Officer Adaro Energy Luckman Lie mengatakan, dalam jangka panjang produksi coking coal bakal diseimbangkan dengan produksi thermal coal.
“Kami tahun ini bisa menetapkan lebih tinggi. Coking coal dua kali lipat. Nah, untuk coking coal ini kami berharap ini bisa menjadi hal yang baik yang bisa menyeimbangkan produksi dari thermal coal,” ujarnya dalam Silaturahmi Ramadan Adaro, Senin (19/4/2021).
Lie menjelaskan, ke depan perusahaan juga akan fokus memaksimalkan produksi batu bara kokas dan mulai beralih dari kondisi sekarang di mana mayoritas produksi dan penjualan perseroan adalah batu bara thermal.
“Sebab permintaan pasar coking coal global cukup menjanjikan. Jepang cukup kuat. China. Indonesia juga. Kita giat membuka pasar coking coal dan kami roadshow ke beberapa negara khususnya Asia terutama negara yang produksi baja. India dan Jepang sangat berminat untuk coking coal kita,” katanya.
Lie juga mengatakan, Adaro juga masih berpatokan pada rencana produksi sekitar 52-54 juta ton di tahun ini meski Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan target produksi batu bara 75 juta ton menjadi 625 juta ton dari rencana awal 550 juta ton.
“Sampai saat ini saya pikir Adaro baru keluarkan guidance produksi 52-54 juta ton. Kami targetkan sambil nunggu produksi di market, sambil jaga harga pasar batu bara,” tuturnya.
Ia justru berharap peningkatan target produksi batu bara tersebut menyebabkan oversupply yang berdampak pada turunnya harga. “Jangan sampai banjiri pasar yang bikin harga turun. Selalu kita jaga produksi batu bara dan harga,”katanya.jef,CNN