JAKARTA I GlobalEnergi.co – Pemerintah bakal membangun industri etanol dan metanol senilai 1,2 miliar dollar AS atau setara Rp19,03 triliun (asumsi kurs Rp 15.858 per dollar AS). Pabrik tersebut bakal dibangun di Bojonegoro, Jawa Timur.
Pembangunan pabrik pun tak lepas dari instruksi Presiden Prabowo Subianto untuk menggenjot produksi biodiesel, campuran minyak solar dengan bahan bakar nabati (BBN) sebesar 50% alias B50. Metanol merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk membuat biodiesel,”
“Karena 80% metanol sebagai campuran daripada biodiesel itu kita impor. Jadi kita akan bangun salah satunya di Bojonegoro dengan industri kurang lebih sekitar 1,2 miliar dollar AS investasinya,” ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (BESDM) Bahlil Lahadalia di Jakarta, Rabu (27/11/2024).
Bahlil menjelaskan, pengembangan B50 selaras dengan visi Prabowo, yakni swasembada energi. Untuk mencapai target tersebut pengembangan biodiesel bakal digenjot bersamaan dengan lifting minyak.
“Nah [swasembada] energi ini ada dua caranya. Satu, kita tingkatkan lifting. Yang kedua, adalah kita meningkatkan biodiesel. Karena CPO kita kan banyak,” katanya.
Menurut Bahlil, jika Indonesia telah berhasil mengembangkan B50, maka negara tidak akan lagi mengimpor solar. Pemerintahan Prabowo sendiri bakal menguji coba B50 pada tahun depan sebelum diimplementasikan pada 2027.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Dida Gardera mengatakan, pelaksanaan road test akan dipercepat, sehingga implementasi dari biodiesel 50% akan dilakukan paling lambat 2028.
Ia menjelaskan, implementasi B50 akan dilakukan setelah pemerintah menerapkan kebijakan mandatori B40 pada 2025.
“Intinya tahun depan kita sudah mulai uji coba B50, kalau segala macamnya kan tidak menutup kemungkinan dipercepat [termasuk implementasi],” ungkap Dida di Jakarta, Senin (18/11/2024).jef,bc