Darmawan : Harga Listrik EBT Kini Jauh Lebih Terjangkau Ketimbang 10 Tahun Lalu

oleh -10 views
oleh
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan mimpi besar interkoneksi ASEAN Power Grid adalah bagaimana proyek ini dapat membawa kesejahteraan bagi negara-negara Asia Tenggara

JAKARTA I GlobalEnergi.co – Listrik yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT) saat ini sudah lebih terjangkau jika dibandingkan dengan harga yang ditawarkan pada 2015. Stigma mengenai harga energi bersih lebih mahal dibandingkan dengan energi fosil perlahan sudah mulai tergeser.

“Tahun 2015 itu energi solar (PLTS) harganya 25 sen. Kemudian harga energi baru terbarukan semakin murah, dari 25 sen, kita lelang menjadi 10 sen, kita lelang menjadi 7 sen, kita lelang hanya menjadi 5 sen, hari ini sudah bisa dibawah 5 sen,” kata Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo dalam pembukaan Electricity Connect 2024 di Jakarta, Rabu (20/11/2024).

Darmawan mengatakan, hal serupa juga terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau angin yang terus mengalami penurunan harga dalam beberapa tahun terakhir. Saat PLTB beroperasi pertama kali di Indonesia, harga listrik yang dihasilkan sebesar 20 sen per kilowatt hour (KWh). Saat ini harganya sudah mencapai dibawah 12 sen per KWh.

Menurut Darmawan, kondisi tersebut terjadi karena peran teknologi baterai dalam mendukung stabilitas pasokan energi terbarukan. Pasalnya, energi surya dan angin sangat bergantung pada kondisi alam, sehingga fluktuasi pasokan menjadi tantangan utama. Teknologi ini memungkinkan energi terbarukan tetap andal meski menghadapi perubahan cuaca, seperti mendung yang mengurangi sinar matahari atau musim kemarau yang mempengaruhi energi hidro.

“Dan hari ini baterai energy storage systems sudah menjadi jauh lebih murah lagi, menjadi kompetitif,” kata Darmawan.

Sementara Ketua Panitia Electricity Connect 2024, Arsyadany G. Akmalaputri menjelaskan, isu transisi energi dan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi fokus utama dalam pameran dan konferensi Electricity Connect 2024 tersebut.

“Transisi energi membutuhkan dukungan besar, baik dari sisi investasi maupun komitmen global, terutama di kawasan Asia. Hal tersebut menjadi refleksi dari partisipasi berbagai pihak dalam acara Electricity Connect 2024,” kata dia.

Ajang kolaborasi energi tersebut diinisiasi PT PLN (Persero) dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI). Mengusung tema “Go Beyond Power Energizing The Future” dan akan berlangsung pada 20–22 November 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin, menyambut positif penyelenggaraan Electricity Connect 2024. Ia menekankan pentingnya teknologi yang ditampilkan di acara benar-benar mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan. “Event Electricity Connect harus menjadi ajang untuk memperlihatkan teknologi yang secara genuine bisa mendukung pengurangan emisi karbon demi transisi energi bersih,” ungkapnya.

Safrudin juga menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap jejak karbon dari produk-produk yang dipamerkan. Menurutnya, teknologi yang rendah karbon saja tidak cukup, yang terpenting adalah memastikan bahwa produk tersebut mendekati nol emisi. “Produk yang ditampilkan harus benar-benar memenuhi prinsip Net Zero Emission, bukan sekadar hemat energi atau rendah karbon,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya pengawasan emisi karbon pada kendaraan listrik. Meskipun lebih ramah lingkungan dibanding kendaraan berbahan bakar fosil, standar mutu emisi kendaraan listrik tetap harus dipastikan.

“Pengawasan itu penting. Jika tidak memenuhi baku mutu, harus ada tindakan nyata, bukan sekadar formalitas,” imbuh Safrudin.jef,ins

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.