JAKARTA I GlobalEnergi.co – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mencatat hingga Juli 2024 realisasi volume penjualan meningkat hingga mencapai sekitar 565 ribu ton CO2e. Kredit karbon Pertamina NRE saat ini menguasai 93% pangsa pasar kredit karbon di Indonesia.
Corporate Secretary Pertamina NRE, Dicky Septriadi mengatakan, penjualan kredit karbon Pertamina NRE di bursa karbon meningkat. Kesadaran pelaku industri terhadap isu perubahan iklim mendorong peningkatan upaya penurunan emisi atas aktivitas operasional korporasi.
Dicky menjelaskan, Pertamina NRE memiliki komitmen kuat terhadap upaya dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya melalui perdagangan kredit karbon untuk mendukung penurunan emisi terutama di sektor industri.
“Kami memiliki berbagai portofolio hijau dan energi bersih yang berpotensi menjadi sumber kredit karbon. Kami sangat terbuka dan antusias untuk bekerja sama dengan industri yang memiliki aspirasi untuk menurunkan emisi dari aktivitas operasionalnya,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Rabu (7/8/2024).
Saat ini, Pertamina NRE memiliki kredit karbon dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan 6 yang dikelola oleh anak usaha Pertamina NRE, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE). Volume sekitar 864 ribu tCO2e yang dihasilkan selama periode 2016 – 2020. Kredit karbon ini telah memenuhi standar nasional yang ditetapkan oleh KLHK.
Adapun, inisiatif hijau seperti perdagangan karbon berpotensi besar untuk berkontribusi terhadap pemenuhan enhanced nationally determined contribution (ENDC) Indonesia sebesar 31,89% tanpa dukungan internasional dan 43,2% dengan dukungan internasional.
Ekosistem bisnis karbon akan terbentuk apabila terdapat dukungan yang cukup terutama dari sisi regulasi. Potensinya di Indonesia pun sangat besar, baik yang berbasis teknologi maupun berbasis alam, karena Indonesia menyimpan potensi energi bersih dan hutan yang cukup besar.
Dicky menambahkan, ke depan kredit karbon Pertamina NRE tidak saja bersumber dari PLTP saja melainkan juga sumber energi bersih lainnya, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dari Jawa-1 yang potensinya mencapai sekitar 3 juta ton CO2e setiap tahunnya.
Sumber kredit karbon lain yang saat ini sedang dalam tahapan validasi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei dengan estimasi kredit karbon 150 ribu ton CO2e yang dihasilkan pada tahun 2021 – 2023 dan 200 ribu ton CO2e yang dihasilkan pada periode 2024 – 2027.
Asal tahu saja, Pertamina NRE menjadi penjual kredit karbon pertama pada saat diluncurkannya perdagangan Perdana IDX Carbon pada 26 September 2023. Volume kredit karbon yang diperdagangkan mencapai sekitar 864 ribu ton CO2e.agk