JAKARTA I GlobalEnergi.co – SKK Migas melaporkan sepanjang semester pertama 2024, industri hulu migas telah menyetorkan hingga Rp 114 triliun ke penerimaan negara. Capaian tersebut 54,68% dari target setoran penerimaan negara dari sektor ini untuk 2024 sebesar 12,8 miliar dollar AS atau Rp 208,5 triliun.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa sektor hulu migas saat ini mengelola barang milik negara (BMN) senilai Rp 1.014 triliun, atau 7,6% dari total aset milik negara.
“Industri hulu migas terus menunjukkan peran strategis dengan kontribusi yang signifikan. Pada 2023 penerimaan negara yang dikumpulkan sebesar Rp 219 triliun,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam acara peringatan ulang tahun SKK Migas ke 22 yang dipantau melalui YouTube, Selasa (16/7/2024).
Meski telah mencapai setengah target, Dwi mengatakan, industri hulu migas tidak boleh besar kepala pasalnya tantangan yang akan dihadapi industri ini di masa depan akan semakin berat seiring adanya tuntutan transisi energi.
“Meskipun presentasi kontribusi migas dalam bauran energi nasional diperkirakan akan berkurang, kebutuhan akan migas diharapkan akan terus meningkat secara volume,” ujarnya.
Dwi menyebutkan, peningkatan ini terutama karena migas masih sangat dibutuhkan, tidak hanya untuk energi tapi juga sebagai bahan baku atau feedstock bagi industri petrokimia.
“Selain itu produksi gas diharapkan akan semakin dominan di masa depan. Mengingat gas merupakan sumber energi transisi yang penting menuju era energi baru dan terbarukan,” katanya.
Sementara itu, pada 2023 SKK Migas ditargetkan menyumbang penerimaan negara sebanyak 15,88 miliar dollar AS atau Rp 256,85 triliun. Namun realisasinya, SKK Migas hanya menyumbang 14,59 miliar dollar AS atau Rp 236 triliun ke penerimaan negara.jef