JAKARTA I GlobalEnergi.co – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan akan mengevaluasi relaksasi atau kelonggaran izin ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia dengan mengacu pada perkembangan proyek smelter tembaga di Gresik.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, pemerintah dan Freeport Indonesia telah bersepakat untuk memenuhi kewajiban masing-masing terkait pelaksanaan proyek smelter dan relaksasi ekspor konsentrat tembaga.
“Kami sama-sama berjanji, (Freeport) berjanji menyelesaikan smelter, kami juga berjanji menyelesaikan (izin ekspor). Janjinya bulan Mei itu sudah mulai commisioning,” kata Arifin saat melakukan kunjungan ke Proyek Smelter Manyar Freeport Indonesia, Kamis (29/2/2024).
Asal tahu saja, Freeport Indonesia sebelumnya telah mendapatkan perpanjangan izin ekspor dan akan berakhir pada Mei 2024. Relaksasi ekspor ini tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 7 Tahun 2023 tentang Kelanjutan Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam di Dalam Negeri.
Arifin menjelaskan, dalam perencanaan yang ada, proyek smelter tembaga berkapasitas 1,7 juta ton ini akan berproduksi secara bertahap pasca commisioning dilakukan.
“Itu akan ramp-up ya untuk bisa capai 100% itu butuh waktu. Pertama dilakukan peformance test itu nanti kelihatan mana yang perlu disempurnakan. Kita harapkan kalau persiapannya bagus, ramp-upnya juga cepat,” sambung Arifin.
Arifin menegaskan, keputusan untuk memberikan relaksasi atau perpanjangan ekspor konsentrat bagi Freeport Indonesia pasca Mei 2024 bakal mempertimbangkan kelancaran proyek smelter Gresik.
“Tadi sudah dibilang harus rampung. (Kalau) mekanikalnya selesai sudah bisa commisioning di bulan Mei. Nanti mulai produksinya di sesudah itu semua syarat peralatannya itu sudah terpenuhi,” jelas Arifin.
Dalam catatan Kontan, PTFI telah memperoleh persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024-2026 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Adapun, target produksi PTFI untuk tahun ini yang disetujui dalam RKAB PTFI, yaitu sekitar 1,4 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounces emas.
Merujuk laporan kinerja Freeport-McMoran (FCX), produksi emas PTFI sepanjang tahun 2023 mencapai 1,97 juta ounces atau meningkat sekitar 10,01% year on year (yoy) dimana pada tahun 2022 produksi emas mencapai 1,78 juta ounces.
Baca Juga: Moratorium Ekspor Konsentrat Tembaga Tunggu Evaluasi Perkembangan Pembangunan Smelter
Kenaikan produksi juga dicatatkan untuk komoditas tembaga yang pada 2023 mencapai 1,66 miliar pon atau meningkat 5,93% yoy. Pada 2022 lalu, produksi tembaga PTFI tercatat sebesar 1,56 miliar pon.
Dari sisi penjualan, untuk komoditas emas, total penjualan pada 2023 mencapai 1,69 juta ounces atau lebih rendah ketimbang raihan tahun sebelumnya yang mencapai 1,81 juta ounces.
Dari komoditas tembaga, penjualan pada tahun 2023 tercatat sebesar 1,52 miliar pon atau turun tipis dari tahun sebelumnya 1,58 miliar pon.fan,ktn