JAKARTA I GlobalEnergi.co – PT Pertamina International Shipping (PIS) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 300 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,5 triliun untuk pengadaan 12 hingga 14 kapal tanker pada 2023.
Upaya memperbanyak armada merupakan langkah perusahaan untuk menangkap momentum kenaikan tarif logistik angkutan komoditas energi seperti minyak mentah hingga LNG.
Direktur Utama PT PIS, Yoki Firnandi mengatakan, tren penurunan harga minyak mentah tak berdampak signifikan pada penuruan permintaan jasa angkutan di sektor migas, khususnya pada rute pengiriman jalur Eropa.
Menurut Yoki, konflik yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina telah mengubah pola distribusi migas global. Eropa yang sebelumnya bergantung kepada pasokan energi Rusia lewat jaringan pipa gas belakangan mulai mencari pasokan energi alternatif dari pasar Asia. Lonjakan permintaan jasa logistik yang tidak diimbangi oleh ketersedian kapal-kapal eksisting menjadi faktor primer dari melonjaknya tarif angkut kapal tanker.
“Meski harga komoditas energi mulai terkoreksi, kami optimistis untuk bisnis angkutan migas akan tetap positif dalam beberapa tahun ke depan karena terjadi lonjakan permintaan angkutan,” kata Yoki dalam Energy Corner CNBC, Senin (20/2/2023).
Meningkatkan permintaan jasa angkut dan pengiriman berimplikasi pada meroketnya harga kapal. Investasi pada pengadaan kapal baru terkerek hingga 30% dari hitungan pembuatan kapal baru pada 2019 karena didorong oleh naiknya harga besi baja. Sementara besaran invetasi pada pengadaan kapal tangan kedua atau second juga naik hingga 50%.
“Ini menjadi tantangan, di sisi lain kami harus bertumbuh namum harga aset untuk pengembangan bisnis kami terapresiasi secara harga,” ujar Yoki.
Untuk mengakomodir kebutuhan korporasi, PIS telah mengunci dukungan pendanaan perbankan yang diperoleh dari bank domestik maupun mancanegara seperti SMBC, BNI, Bank Mandiri, BTPN, Mizuho, dan MUFG. Pendanaan tahunan itu bakal dialokasikan untuk penyediaan kapal tangker Suezmax yang mampu mengangkut minyak mentah hingga 1 juta barel dalam sekali jalan.
Selain itu, PIS juga mulai aktif berinvetasi pada penyediaan kapal pengangkut LNG berkapasitas 175 ribu meter kubik.
“Invetasi 12 sampai 14 kapal mungkin banyak dari kapal second,” kata Yoki.
Alokasi investasi 300 juta dollar AS pada pengadaan kapal tanker dipercaya bisa meningkatkan keuntungan perusahaan secara cepat dan efisien. Sektor angkutan berkontribusi pada 85% bisnis perusahaan disamping dua layanan jasa lainnya seperti pengelolaan terminal migas dan pelabuhan.
Penambahan armada kapal tanker diharap bisa menaikan laba bersih perusahaan tahun ini hingga 200 juta dollar AS, naik signifikan dari realisasi tahun sebelumnya senilai 127 juta dollar AS.
“Tentunya sektor kapal memang jadi andalan kami, sehingga kami siapkan invetasi 300 juta dollar AS pada 2023,” ujar Yoki.agk