SURABAYA I GlobalEnergi.co – Masa pemulihan ekonomi pasca pandemi, tren konsumsi listrik di Jawa Timur menunjukan kenaikan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya penjualan listrik selama tahun 2022 sebesar 2,76% dibanding tahun sebelumnya. Dimana PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa timur berhasil mencetak penjualan sebesar 40.547 GWh.
General Manager PLN UID Jawa Timur Lasiran memaparkan, pertumbuhan konsumsi listrik ini terbesar disumbang dari sektor bisnis dan industri yang semakin menggeliat pasca pandemi. Tercatat sektor industri di Jawa Timur secara total mengalami kenaikan 3,42% dibanding tahun sebelumnya. Sementara untuk sektor bisnis cukup tinggi yakni 8,70%.
“Ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kami dari segi kelistrikan, siap mensupport, dengan daya mampu yang cukup dan reliabilitas yang tinggi,” kata Lasiran dalam siaran pers, Selasa (17/1/2023).
Ia menegaskan, PLN UID Jatim terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penjualan energi listrik dengan menyokong kegiatan-kegiatan produktif masyarakat melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi. Melalui program intensifikasi, PLN menguatkan iklim dan pertumbuhan electrifying lifestyle dengan berbagai gerakan, kampanye hingga kerjasama.
“Ekstensifikasi ini kami menggiatkan electrifying agriculture maupun electrifying marine. Sektor pertanian maupun perikanan yang sekiranya produksinya bisa ditingkatkan melalui dedieselisasi dan lainnya,” katanya.
Di Jawa Timur electrifying agriculture, lanjut dia, banyak dikembangkan di wilayah Madiun dan Banyuwangi yang mana sektor pertanian sudah banyak disokong oleh listrik, selain menekan biaya juga bisa meningkatkan produktivitas.
PLN juga berhasil mengubah mindset ketidak percayaan industri terhadap kualitas PLN. Ini terbukti selama tahun 2022 tercatat sebanyak lima perusahaan raksasa di Jawa Timur memutuskan untuk menggunakan listrik PLN melalui penandatanganan perjanjian Akuisisi Captive Power. Kelima perusahaan tersebut, PT Cheil Jedang Indonesia, PT Tjiwi Kimia, PT Petrokimia, PT Sasa Inti, dan PT Adiprima Suraprinta. MoU ini akhirnya mendongkrak penjualan listrik sebesar 575,44 GWh atau meraup pendapatan senilai Rp 494,08 miliar.
“Kami juga berhasil menyambung Layanan Khusus dan Premium kepada pelanggan sebanyak 2.917 pelanggan. Hal ini tentunya menjadi lecutan semangat kami atas kepercayaan pelanggan untuk terus meningkatkan layanan terbaik yang andal dan terpercaya,” kata Lasiran.agk