Target Lifting Migas di 2022

oleh -305 views

Target lifiting minyak di sepanjang 2022 dipatok sebesar 703 MBOPD, lifting gas bumi 1.036 MBOEPD dan ICP rata-rata 63 dollar AS/barel. Adapun di sepanjang 2021 realisasi lifting minyak mencapai 647,89 MBOPD atau di bawah target yang telah dicanangkan sebelumnya yakni sebesar 705 MBOPD. Sedangkan untuk lifting gas bumi sebesar 981,98 MBOEPD. Adapun realisasi ICP rata-rata sebesar 68,47 dollar AS/barel.

Sudah barang tentu, target ini cukup berat bagi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Mengapa? Karena kondisi global yang belum pulih akibat covid-19 mempunyai peran tersendiri. Terutama bila dikaitkan dengan investasi yang diperlukan untuk mencapai target tersebut.

Seperti diketahui, target investasi untuk sektor hulu migas 2022 mencapai 13,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 189 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per dollar AS), naik 23,4% dari realisasi investasi migas 2021 yang mencapai 10,7 miliar dollar ASatau sekitar Rp 153 triliun. Investasi tersebut diperlukan untuk meningkatkan produksi migas pada tahun ini dan juga sebagai salah satu upaya mengejar target produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BCFD) pada 2030.

Target investasi 13,2 miliar dollar AS pada 2022 ini terdiri dari 8,4 miliar dollar AS untuk aktivitas produksi, lalu untuk kegiatan eksplorasi 1 miliar dollar AS. Kemudian, investasi untuk sumur pengembangan 2,9 miliar dollar AS dan sisanya untuk administrasi sekitar 900 juta dollar AS.

Pertanyaan, sejauhmana perkiraan target investasi itu tercapai? Perlu diketahui, realisasi investasi pada 2021 saja hanya tercapai 10,7 miliar dollar AS atau hanya terealisasi 86,4% dari yang ditargetkan sebesar 12,38 miliar dollar AS. Bertolak pada kenyataan inilah, dibutuhkan sejumlah perbaikan untuk mengejar target investasi pada 2022 guna mendukung target produksi migas pada 2030 mendatang, di mana salah satunya adalah melalui perbaikan fiskal.

Berbagai kemudahan memang harus kita sediakan. Sebut saja, perbaikan fiskal dan insentif terus dilakukan untuk meningkatkan investasi migas ke depan dan mendukung pencapai target fifting sepanjang 2022. Kenyaman dan keamanan berinvestasi di sektor ini harus mempunyai nilai jual yang lebih dibanding negara-negara lain. Harapannya, agar investor migas menoleh ke Indonesia.

Investasi di sini mempunytai arti penting untuk mencapai target produksi. Dalam jangka pendek pun, kegiatan dan investasi di sektor hulu migas diperkirakan akan meningkat seiring dengan membaiknya ekonomi dengan semakin tertanganinya pandemi Covid-19.

Untuk mengejar target investasi tersebut, maka butuh effort besar dan harus ada kenaikan kegiatan di eksplorasi dan development, di samping tentu saja production. Adapun dampak positif dari peningkatan produksi migas nasional, akan mengurangi defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD), menjaga ketahanan energi nasional, menciptakan lapangan kerja dan penguatan kapasitas perusahaan nasional penunjang industri hulu migas.

Kalau ditanya, apakah realistikah target lifting migas 2022? Ini yang selalu menjadi pertanyaan setiap pemerintah melontarkan target lifting. Yang jelas SKK Migas terus berusaha untuk mencapai target tersebut. Karena itu, untuk bisa mencapainya perlu upaya lebih dari pemerintah maupun kontraktor.

Memang, mayoritas lapangan migas yang diandalakan Indonesia pada saat ini telah memasuki usia tua dan memiliki tren penurunan produksi dari tahun ke tahun. Dari sisi bisnis, selain mengejar capaian volume, para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) memerhatikan perhitungan biaya produksi minyak per barel. Di lapangan migas yang tua, maka biaya produksi yang dibutuhkan lebih besar.

Lebih penting lagi, perlu komitmen yang besar dari pemerintah dan juga KKKS untuk mencapai target yang telah dicanangkan. Pasalnya, antara target pemerintah dan KKKS kerap tidak sejalan karena ada aspek bisnis di baliknya. Oleh karena itu, guna menjaga keekonomian KKKS, pemerintah perlu dengan cermat memberikan paket insentif pada lapangan-lapangan tua agar target lifting bisa tetap dicapai.

Di samping itu, terdapat sejumlah wilayah kerja yang masih bisa digenjot produksinya seperti Blok Rokan dan Blok Cepu. Di samping itu, potensi peningkatan produksi lainnya masih bisa diupayakan dari KKKS-KKKS lain.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.