JAKARTA I GlobalEnergi.co – Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM menargetkan mampu menggaet investasi di sektor minerba senilai 5,01 miliar dollar AS atau sekitar Rp 71 triliun pada 2022. Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi 2021 yang di kisaran 4,52 miliar dollar AS.
Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menyayakan, pihaknya akan getol mendorong investasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi covid-19 yang masih berlangsung.
“Kami menyadari kondisi pandemi covid yang masih berlangsung. Mengantisipasi itu juga namun tetap optimis bahwa di 2022 akan terjadi peningkatan investasi,” kata dia pada Konferensi Pers Capaian Kinerja 2021, Kamis (20/1/2022).
Selain itu, pada tahun ini ia juga menargetkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor minerba senilai Rp 42,36 triliun. Itu jauh lebih rendah dari realisasi 2021 yang senilai Rp 75,16 triliun.
Ia mencatat realisasi tahun lalu mencapai 192,2 persen dari target. Ia menyebut target tetap dipasang relatif konservatif dengan asumsi harga komoditas mineral dan batu bara kembali ke level normal, tak lagi setinggi harganya di tahun lalu.
Sementara, untuk realisasi produksi dan pemanfaatan mineral 2021 untuk beberapa komoditas relatif rendah. Contohnya, produksi timah 2021 yang hanya tercapai 49 persen dari target atau setara 34,5 ribu ton.
Menurut Ridwan, penurunan produksi disebabkan hambatan dari pandemi covid-19 yang membuat kinerja operasional melambat.
Tak hanya itu, penurunan produksi juga terlihat pada komoditas nickel pig iron (NPI) dan nickel matte karena pembatasan jam operasional smelter selama pandemi.
Kendati begitu, ia optimis produksi tahun ini bakal membaik dengan target katoda tembaga sebesar 291 ribu ton, emas 94,9 ribu ton, perak 427,2 ribu ton, timah 70 ribu ton, feronikel 1,69 juta ton, NPI 831 ribu ton, dan nickel matte 83,9 ribu ton. agk