BALI I GlobalEnergi.co – BP dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait rencana proyek penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon pertama di Indonesia, Vorwata CCUS.
“Dengan langkah ini kami menjawab dilema yang dihadapkan pada industri hulu migas saat ini, untuk meningkatkan produksi dan juga mengurangi emisi,” ujar Presiden BP Indonesia Nader Zaki dalam The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 di Nusa Dua, Bali, Senin (29/11).
Proyek ini merupakan bagian dari pengembangan Lapangan Tangguh LNG di Papua Barat yang tengah dikembangkan oleh BP. Jika berhasil, Vorwata CCUS akan membuat Tangguh LNG Plant sebagai lapangan yang paling rendah emisinya pada 2026.
Nader menjelaskan, Vorwata CCUS bakal memiliki kapasitas 4 metrik ton karbondioksida per tahun. Lewat proyek ini, perusahaan bisa menekan 90 persen beban emisi dalam reservoir.
Cara kerjanya, karbondioksida yang dihasilkan oleh proses pengeboran diinjeksikan kembali ke reservoir. Kemudian, melalui teknologi enhance gas recorvery (EGR), perusahaan bisa meningkatkan cadangan gas di 2035 sebanyak 300 bcf dan meningkat menjadi 520 bcf pada 2025.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani mengungkapkan MoU kedua belah pihak berlaku selama satu tahun. Ia berharap proyek Vorwata CCUS bisa diselesaikan pada 2026-2027.
Melalui MoU tersebut, sambung Fatar, akan ada diskusi insentif antara SKK Migas dengan BP usai rencana pengembangan (plan of development/PoD) pada Agustus lalu. Hal ini akan mempercepat proses persetujuan keputusan akhir investasi (final investment decision/FID).
“CCUS teknologi merupakan teknologi baru jadi kami perlu benar-benar pelajari,” kata Fatar.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menambahkan penerapan CCUS menjadi salah satu strategi pemerintah untuk meningkatkan produksi migas sembari tetap menjalankan komitmen net zero carbon.
Selain BP, sambung Dwi, PT Pertamina (Persero) menggandeng Exxon juga tengah mengkaji penerapan teknologi serupa di lapangan yang memungkinkan.
“Pertamina kan signing kerja sama dengan Exxon terkait CCUS. Itu lebih ke operasinya, bagaimana bisa kerja sama untuk mengembangkan itu supaya bisa efisiensi,” ujarnya.agk