JAKARTA I GlobalEnergi.co – PT Pertamina (Persero) mengalokasikan biaya investasi (Capital Expenditure/Capex) 2021 jauh lebih besar dibanding alokasi capex yang disiapkan pada tahun lalu.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, untuk 2021 Pertamina mengalokasikan capex lebih dari 10 miliar dollar AS. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan alokasi anggaran 2020 sebesar 8 miliar dollar AS. Alokasi capex 2020 kemudian dipangkas akibat pandemi Covid-19.
Peningkatan capex tahun ini didorong target perusahaan untuk berinvestasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai wujud strategi perusahaan untuk turut serta dalam transisi energi.
“Komitmen Pertamina terwujud dari anggaran investasi kami fokuskan untuk EBT, meningkat dari tahun ke tahun,” kata Nicke disela diskusi energy outlook di CNBC TV Indonesia, Kamis (4/2/2021).
Pertamina akan fokus dalam beberapa bisnis EBT ke depan dengan menggandeng mitra utamanya adalah mitra dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Kami konsolidasi dengan BUMN lain untuk meningkatkan new EBT. Geothermal, biomass, biogass dan PLTS,” ungkap Nicke.
Selain itu Pertamina juga menaruh perhatian besar tahun ini untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.
“Investasi untuk pengembangan pabrik EV battery , dan pengembangan Green Hydrogen dari wilayah kerja panas bumi yg dimiliki Pertamima,” kata dia.
Selain EBT, fokus investasi Pertamina tahun ini tetap di sektor hulu. Dari total alokasi capex sebesar itu manajemen mengalokasikan capex khusus untuk bisnis hulu 60% dari total capex yang disiapkan.
Meskipun harga minyak rendah, kebijakan untuk mengejar peningkatan produksi minyak Pertamina tidak akan berubah lantaran impor yang dilakukan juga masih besar volumenya.
“Jadi di sektor energi, investasi di hulu akan terus kami genjot, malah mencapai 60% dari total investasi di 2021,” ujar Nicke.
Selain hulu atau upstream migas, bisnis midstream migas Pertamina juga akan bergerak dengan pembangunan berbagai infrastruktur.
“Sebagian besar (capex) adalah untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas, juga untuk membangun pabrik petrokimia, serta membangun infrastruktur midstream dan downstream gas,” kata Nicke.jef,DE