Proyek Lapangan Merakes Resmi Beroperasi

oleh -153 views

JAKARTA I GlobalEnergi.co – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan proyek pengembangan Lapangan Merakes di Wilayah Kerja (WK) East Sepinggan, Selasa (8/6/2021) hari ini.

Proyek dengan investasi 1,3 miliar dollar AS yang berlokasi di Selat Makassar ini, telah mengalirkan produksi pertamanya pada April 2021 lalu. Hasil dari proyek ini diperkirakan menambah produksi gas nasional sebesar 368 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada saat puncak produksi.

Proyek pengembangan Merakes dilaksanakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Eni East Sepinggan Ltd. sebagai operator wilayah kerja tersebut.

Proyek ini merupakan pengembangan lapangan gas laut dalam di lepas pantai Kutai Basin dengan ke dalam air kurang lebih 1.500m dan meraih rekor tie-back bawah laut terpanjang dari fasilitas induknya (> 40km).

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pengembangan Lapangan Merakes ini mendukung peningkatan produksi sehingga dapat mendukung pemenuhan gas dalam negeri.

“Produksi Lapangan Merakes akan berkontribusi perpanjangan umur operasi kilang LNG Bontang. Gas dari Lapangan Merakes dan Jangkrik juga disalurkan melalui pipa gas untuk kebutuhan dalam negeri sebesar 117 MMSCFD,” kata Arifin, saat peresmian proyek pengembangan Lapangan Merakes, Selasa (8/6/2021).

Arifin juga mengatakan, gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan ketahanan energi di Tanah Air.

Saat ini, porsi gas bumi dalam bauran energi nasional sekitar 19% dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, ditargetkan meningkat menjadi 22% pada tahun 2025.

“Sekali lagi saya mengucapkan selamat kepada SKK Migas dan ENI Indonesia beserta PHE dan Neptute Energy atas keberhasilan produksi gas di Lapangan Merakes ini,” ujar Arifin.

Sempat Terhenti
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sempat mengakibatkan pembangunan proyek Merakes terhenti sehingga mengalami kemunduran.

Namun apresiasi tinggi diberikan kepada ENI yang telah dapat mengawal 8,6 juta jam kerja tanpa adanya fatality. “Kami sebagai insan hulu migas layak berbangga, karena yang telah kita lalui itu bukanlah pekerjaan mudah,” kata Dwi.

Dampak pandemi Covid-19 ternyata lebih dalam dari perkiraan awal. Namun membaiknya harga minyak dunia yang lebih cepat dari perkiraan, bahkan pada minggu ini sempat berada di kisaran US$ 70 per barrel, diharapkan menjadi angin segar bagi keberlangsungan upaya meningkatkan investasi hulu migas.

“Tentu saja, tantangan akan selalu ada, oleh karena itu mari bergandeng tangan agar dapat melalui masa sulit ini bersama-sama demi tercapainya visi bersama Indonesia di tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barrel dan gas 12 BSCFD,” kata Dwi. agk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.