Konsumsi SPBU Nelayan Kedung Cowek Surabaya Capai 4 Kiloliter/Bulan

oleh -2 views
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meresmikan SPBU Nelayan Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak Kota Surabaya, September tahun lalu

SURABAYA I GlobalEnergi.co – Sejak diresmikan pada 13 September 2024, rata-rata penyaluran biosolar ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak Kota Surabaya sebesar 4 kiloliter per bulan.

“Kami menyalurkan untuk SPBU Nelayan Kedung Cowek Kecamatan Bulak ini rata-rata diangka empat kiloliter per bulan. Angka itu stabil sejak diresmikan,” kata Area Manager Communication Relation & CSR Jatimbalinus, Ahad Rahedi dihubungi Global Energi, Rabu (8/1/2025),

Seperti diketahui, keberadaan SPBUN di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak ini ini merupakan salah satu proyek percontohan program Solusi Nelayan dari Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian BUMN dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.Program yang melibatkan Pertamina khususnya Pertamina Patra Niaga ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan BBM bagi nelayan, sekaligus membenahi bisnis model perikanan di Indonesia. Hal ini juga didasari jumlah kampung nelayan di Indonesia tercatat ada 11.000 desa, tapi baru terbangun 338 SPBUN.

Ahad mengatakan, harga jual bahan bakar solar di SPBUN khusus nelayan ini sama dengan seperti di Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina lainnya, yakni Rp 6.800 per liter. Harapannya, dengan harga subsidi ini bisa meringankan beban biaya operasional nelayan yang selama ini terpaksa harus membeli di pengecer dengan harga lebih mahal.

“Harga di SPBUN ini sama dengan harga yang di SPBU lainnya, karena harga subsidi,” jelasnya.

Sebelum ada SPBUN, para nelayan‘terpaksa’ mengandalkan pembelian dari para tengkulak/pengecer dengan harga jual antara Rp 10 ribu sampai Rp 11 ribu per liter. Harga tersebut dinilai cukup memberatkan para nelayan.

“Masing-masing nelayan sudah punya pengecer sendiri-sendiri. Ada sekitar 10 pengecer di sini,” kata Sukron (42), nelayan tradisional Nambangan.

Harga eceran solar ini, jelas cukup berat bagi nelayan Nambangan dan Cumpat yang berjumlah sekitar 300 orang. Sebab biaya operasional BBM sendiri menyumbang sampai 80% dari total biaya melaut.

“Rata-rata kebutuhan solar sekali melaut 5 liter. Itu belum menghitung kebutuhan lain, seperti rokok dan makan. Coba sampean hitung sendiri,” tuturnya.

Sukron mengatakan, setelah beroperasi SPBUN kini setiap nelayan di Nambangan dan Cumpat mendapat 130 liter per bulan. Jumlah nelayan yang bisa menikmati BBM subsidi ini 130 nelayan.

“Karena nelayan lainnya masih pakai pertalite. Sebab mesin kapal hanya bisa diisi dengan pertalite,” katanya.

SPBUN Pertalite
Setelah beoperasi SPBUN ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Kemenkop UKM dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus berencana membangun SPBUN di kampung nelayan Kota Surabaya lainnya. Jika kali ini ada bahan bakar Bio Solar, nantinya akan ada SPBUN Pertalite khusus nelayan di Surabaya.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan, sebelumnya telah berdiskusi dengan Eksekutif General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Aji Anom Purwasakti untuk merintis pembangunan SPBUN Pertalite khusus nelayan.

“Dalam waktu dekat, kita juga akan membentuk yang sama seperti ini. Apakah nanti tempatnya jadi satu di sini atau di tempat lainnya, atau mendekatkan dengan nelayan di Medokan Ayu. Karena nelayan di Medokan Ayu kebanyakan menggunakan bahan bakar Pertalite,” kata Eri saat peresmia SPBUN di Surabaya, beberapa waktu lalu..

Ia berharap, adanya SPBUN Bio Solar ini dapat memberikan manfaat bagi nelayan di Kota Surabaya. Selain itu, diharapkan juga hasil tangkapan nelayan juga bisa semakin besar dan memberikan manfaat bagi keluarga nelayan di Surabaya ke depannya.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati menjelaskan, SPBUN ini merupakan bagian dari pilot project program bio solar hasil kerjasama antara Pemkot Surabaya dengan Kemenkop UKM dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Baznas Kota Surabaya, dan Koperasi. SPBUN ini dikelola oleh Koperasi Jasa Bahari 64 di kawasan Bulak, Surabaya.

“Koperasi ini memiliki 90 orang anggota nelayan sekaligus penerima manfaat SPBUN. Kami harap, SPBUN ini bisa dimanfaatkan oleh nelayan di sekitar Bulak dan sekitarnya,” katanya.agk
.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.