ExxonMobil Incar Cadangan Minyak 42 Juta Barel dari Sumur Blok Cepu

oleh -59 views
Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited menjadi salah satu penghasil minyak terbesar kedua di Indonesia

JAKARTA I GlobalEnergi.co – Exxon ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) berupaya mengeksploitasi potensi cadangan tambahan minyak 42 juta barel dari kegiatan pengeboran lima sumur infill dan dua sumur eksplorasi untuk lapisan klastik di lapangan Banyuurip, Blok Cepu, Jawa Timur.

Untuk mewujudkan hal tersebut, EMCL menggandeng PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) untuk pengadaan sewa rig #40.3 dengan spesifikasi Cyber Electric VFD System dengan kapasitas 1.500 horsepower. Rig itu akan digunakan untuk tujuh sumur secara bergantian.

Kesepakatan tersebut diwujudkan dalam bentuk penandatanganan kontrak pengadaan rig oleh Senior Vice President Production ExxonMobil Indonesia Muhammad Nurdin dan Direktur Utama PDSI, Rio Dasmanto di Kantor SKK Migas Jakarta, Kamis (10/8/2023).

Seremoni tersebut juga disaksikan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Deputi Dukungan Bisnis Rudi Satwiko, Deputi Eksploitasi Wahju Wibowo, dan Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall. Dwi Soetjipto mengapresiasi kerja sama antara PDSI dan EMCL.

Dwi mengatakan, kegiatan pengeboran tujuh sumur di Lapangan Banyuurip juga diharap mampu mengerek capaian produksi Blok Rokan yang tertahan di level hingga 18.000 BOPD dari tingkat produksi yang ada saat ini, 157.000 BOPD.

“Penandatanganan kontrak pengadaan rig untuk pengeboran Banyuurip Infill dan klastik ntuk mempercepat pendapatan rig sehingga jadwal pemboran dapat dimajukan dari yang semula Septermber 2024 menjadi Maret 2024,” kata Dwi.

Pengadaan rig juga bertujuan untuk menjaga kinerja produksi Lapangan Banyuurip, Blok Cepu yang menjadi salah satu kontributor terbesar produksi minyak secara nasional. Hal ini sejalan dengan kondisi Lapangan Banyuurip saat ini yang sedang mengalami penurunan produksi alamiah.

Oleh sebab itu, menurut Dwi pengeboran dibutuhkan untuk menahan laju penurunan sekaligus mencari cadangan minyak baru. “Penurunan itu normal saja, kalau mau menahan laju penurunan maka harus bor sumur lagi,” ujarnya.

Dwi mengharapkan agar performa kerja yang baik dapat terus dilanjutkan saat eksekusi pengeboran Banyu Urip Infill Clastic direalisasikan karena merupakan pekerjaan yang sangat strategis sebagai salah satu program kerja untuk menahan decline rate produksi di Banyu Urip.

“Kita ketahui bersama bahwa Lapangan Banyu Urip merupakan salah satu kontributor terbesar produksi minyak nasional saat ini. Untuk itu, eksekusi program pengeboran ini diharapkan dapat dilakukan secara tepat waktu dan efisien karena dinamika dari Banyu Urip sangat mempengaruhi produksi nasional”, kata Dwi.

Lebih lanjut, Dwi meminta agar tidak ada penundaan dari kegiatan ini sehingga tidak ada bottleneck dalam implementasi pengeboran Banyu Urip Infill Clastic. Fungsi-fungsi terkait dari SKK Migas akan siap membantu mengatasi kendala yang ada. Koordinasi yang sudah terjalin tetap dijaga dalam pelaksanaan proyek.

“Keberhasilan pengeboran Banyu Urip Infill Clastic tidak akan terlepas dari peran dan kontribusi PDSI. Kami menyambut baik keterlibatan PDSI yang merupakan perusahaan nasional dan mengharapkan PDSI melakukan investasi terus dalam pengadaan rig,” kata dia.

Pada kesempatan yang sama Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall menyampaikan harapannya dapat melanjutkan kesuksesan kampanye pengeboran Banyu Urip Infill Clastics dan berkontribusi lebih aktif untuk mendukung target produksi nasional, dengan aman, tepat waktu dan efisien.

Sementara Rio mengatakan, nilai invetasi yang disetor oleh Exxon mencapai 32 juta dollar AS untuk jasa pengadaan satu rig pengeboran, dengan termin kontrak sewa pengadaan rig selama 18 bulan.

“Mulai tajak 1 Maret 2024. Satu rig ini untuk tujuh sumur, setelah sumur pertama selesai maka pindah ke sumur kedua. Satu sumur butuh waktu pengeboran dua bulan,” kata Rio.

Rio melanjutkan, hasil portofolio kerja sama ciamik pada 2013-2015 memicu Exxon untuk kembali menggunakan rig PDSI #40.3. Menurutnya, Exxon sudah mengajukan pemesanan rig sejak 2020.

“Rig jenis ini hanya ada dua di Indonesia. Menggunakan teknologi robotik dari ruang kontrol dan bisa bergerak lebih cepat,” ujar Rio.agk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.