Mencukupi Kebutuhan Minyak

oleh -134 views


Beberapa bulan terakhir ini, harga minyak terus bergejolak berada di kisaran 100 dollar AS per barelnya. Bahkan beberapa waktu lalu sempat menyentuh 139 dollar AS per barelnya. Dampaknya? Sejumlah negara dibuat repot mengatur harga bahan bakar minyak (BBM)-nya. Bagi Indonesia, keadaan ini membuat nilai subsidi semakin memberatkan APBN.

Di sisi lain, dengan semakin membaiknya kondisi covid-19, perekonomian pun mulai merangkak naik pula, sehingga kebutuhan atau konsumsi BBM pun meningkat pula. Karenanya, pemerintah akan melaksanakan pembatasan BBM. Ini dilakukan guna mengambil jalan tengah, untuk mengurangi konsumsi, sehingga beban APBN bisa diperingan.

Langkah ini memang sebuah pilihan cukup berat, tetapi harus dijalankan untuk mencari jalan keluar dari persoalan BBM ini. Lalu apakah ini harus bertahan terus menerus untuk menanggulangi persoalan BBM ini. Rasanya tidak, sektor hulu harus kita lebih digenjit lagi, sehingga impor minyak bisa dikurangi.

Hanya saja, kerja keras memacu produksi migas siap jual atau lifting migas dalam beberapa tahun terakhir masih saja belum memberikan hasil positif. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi produksi lifting migas semester I 2022 cukup jauh di bawah target.Unplanned shutdown di beberapa lapangan migas masih menjadi biang kerok tidak tercapainya target lifting.

SKK Migas mencatat produksi siap jual atau lifting migas sepanjang semester I/2022 masih di bawah target. Hingga Juni 2022 lifting minyak tercatat sebesar 616.600 barel per hari. Capaian itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan target lifting minyak pada APBN 2022 sebesar 704.000 barel per hari.

Sementara itu, realisasi lifting gas bumi sampai dengan semester I/2022 tercatat 5.326 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Jumlah itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan target APBN 2022 sebesar 5.800 mmscfd.

Melihat kenyataan ini, SKK Migas harus lebih keras lagi untuk menemukan sumur-sumur baru. Mengapa? Karena perekonomian yang mulai bergeliat lagi harus diimbangi dengan persediaan energy, baik minyak, gas dan energy lainnya. Karena kalau tidak persoalan energy ini akan semakin membaratkan APBN.

Penemuan lading-ladang baru, baik minyak maupun gas sangat diperlukan di tengah tingkat konsumsi yang terus naik. Pertanyaan sejauhmana SKK Migas memenuhi hal itu? Memang tak mudah untuk mencapai semuanya itu. SKK Migas sudah bergerak di semua lini. Termasuk dalam mendatangkan investor.

Mendatangkan investor memang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Hanya saja, ini harus dilakukan. Pertanyan lanjutan, bagaimana agar investor datang? Ini harius memberikan kemudahan berinvestasi. Investor datang kalau merasa untuk. Wajar. Apakah kita sudah memberikan kenyamanan bagi investor? Ini yang menjadi pertanyaan hingga kini. Kita berharap agar seluruh jajaran dari sektor hulu hingga sektor hilir migas agar mengerahkan upaya maksimal untuk mengejar target pemerintah. Pasalnya, saat ini produksi migas di Indonesia mengalami penurunan.

Kenyataan ini harus diperhatikan secara seksama. Tujuannnya agar ketertarikan tersebut selanjutnya menjadi kenyataan. Kenyataan menanmkan investasi di sektor energy di Indonesia. Kepada seluruh jajaran dari sektor hulu hingga sektor hilir migas agar mengerahkan upaya maksimal untuk mengejar target pemerintah. Pasalnya, saat ini produksi migas di Indonesia mengalami penurunan.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.